Minggu, 26 Desember 2010

BERSAMA AL QUR'AN

KAJIAN AL-QUR’AN
“SEHARI BERSAMA AL-QUR’AN “
Di Masjid At-Taqwa Rawa Lumbu Bekasi , Sabtu, 25 Desember 2010
Oleh: DR. KH. Ali Akhmadi, Lc,MA, Al-HAfizh

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan ni’mat yang banyak kepada kita semua, diantaranya nikmat iman dan islam dan nikmat Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup umat manusia. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai qudwah hasanah yang telah berjuang menda’wahkan agama Allah dan mengajarkan Al-qur’an yang sampai sekarang tetap terjaga dan terpelihara ajarannya. Dan semoga kita sebagai orang-orang yang dipilih dalam menjaga Al-Qur’an senantiasa diberkati dan menjadikan kita Ahlul Qur’an,amin.
Dari kajian Al-Qur’an “Sehari bersama Al-Qur’an” yang dilaksanakan di Masjid At-Taqwa RawaLumbu Bekasi dapat disimpulkan dan dijelaskan beberapa poin diantaranya:

1. semua sarana kehidupan, sistem (aturan),nabi dan rasul sudah lengkap diturunkan untuk melayani kebahagiaan hidup umat manusia.

Maha Agung dan Maha Bijaksana Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta ini sebelum manusia diciptakan.
QS, 2/ 22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], padahal kamu Mengetahui.(Al-Baqaroh)

[30] ialah segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah seperti berhala-berhala, dewa-dewa, dan sebagainya.

Telah sempurna din(aturan) Allah diturunkan dan telah lengkap utusan-utusan Allah diutus kepada manusia di bumi ini. Dan tidak ada tempat dimuka bumi ini sebelumnya kecuali sudah di kirim kepadanya seorang utusan yang memberi peringatan.
        •     
24. Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran[1255] sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umatpun melainkan Telah ada padanya seorang pemberi peringatan.(Fathir)
[1255] yang dimaksud dengan kebenaran di sini ialah agama tauhid dan hukum-hukumnya.

Dan Allah SWT juga tidak menyiksa manusia sebelum datang utusan kepada mereka.
•  •     
15. …………… dan kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul.(Al-Isro’)

Begitu juga para malaikat Allah yang diutus untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad dan para rasul-rasul yang juga utusan Allah sebelumnya, semuanya menyampaikan misi yang sama yaitu ajaran Tauhid. Tentunya setiap rasul yang di utus mempunyai empat sifat kenabian yaitu shiddiq (benar), amanah(dipercaya), tabligh(menyampaikan) dan fatonah.(cerdas) Dan para rasul itu mempunyai derajat yang berbeda-beda didalam hal kesabaran dalam mengajarkan risalah Allah. Adapun Para rasul yang tertinggi kesabarannya dijuluki “ulul azmi”.
           •          •         
35. Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul Telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.(Al-Ahqof)

Rasulullah SAW meskipun dengan usia yang relatif pendek tapi mampu menyampaikan semua risalah Allah SWT dan sampai keseluruh pelosok dunia. Ajaran Al-Qur’an tidak hanya dida’wahkan buat manusia saja tapi seluruh makhluq Allah termasuk bangsa jin lainnya juga bagian dari makhluk yang dida’wahi. Dan dimana saja masjid atau tempat yang suci yang di bacakan dan dipelajari di dalamnya Al-Qur’an pasti ada makhluk-makhluk Allah Seperti malaikat dan jin yang senantiasa khusyu’ mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Oleh karenanya tentunya kita sebagai bangsa manusia harusnya lebih peduli dan malu akan hal itu.

2. pemahaman dan penguasaan Al-Qur’an umat islam di Indonesia masih sangat rendah
Rasio perbandingan umat islam di indonesia dalam hal penguasaan Al-Qur’an sangat jauh sekali, idealnya perbandingannya satu banding dua. Dari jumlah umat islam yang sekitar 170 juta jiwa maka 85 juta umat islam seharusnya menguasai al-qur’an, barulah Indonesia bisa mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
                             
66. Sekarang Allah Telah meringankan kepadamu dan dia Telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.(Al-Anfal:66)

Jika tida ada usaha kearah itu maka Al-Qur’an yang ada di tangan kita sekarang tidak bisa memberikan manfaat yang banyak dan dicela oleh Allah SWT:
                         
5. Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, Kemudian mereka tiada memikulnya[1474] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.(al-Jumu’ah)
[1474] Maksudnya: tidak mengamalkan isinya, antara lain tidak membenarkan kedatangan Muhammad s.a.w.

Dalam tafsir At-Tabari , dijelaskan bahwa Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT yang didalamnya menceritakan peristiwa sebelum kamu (peristiwa terdahulu) dan berita-berita dahsyat yang akan terjadi pada hari kiamat termasuk tentang surga dan neraka.
Begitulah Al-Qur’an sebagai kitab yang konprehensif yang tetap actual sepanjang masa. Oleh karena itu menguasainya adalah kewajiban umat islam semuanya. Karena ajaran Al-Qur’an sangat jelas dan pasti.dan barang siapa yang mengasai Al-qur’an maka seseorang bisa mencari jalan keluar bagi semua permasalahan kehidupannya.

3. belajar dari para imam-imam terdahulu dalam hal interaksi dengan Al-Qur’an

Al-kisah diceritakan bagaimana Imam syafi;I ketika bertamu dan bermalam di rumahnya imam Ahmad bin Hambal, ketika paginya anaknya Imam Ahmad menyangka bahwa Imam syafi’I tidak melaksanakan solat malam sebagaimana kebiasaan para imam, maka Imam Syafi’I bercerita pagi harinya bahwa semalam dia sudah menyelesaikan 34 masalah kehidupan. Tentunya karena pengusaan beliau tentang Al-Qur’an yang sangat baik maka mampu memecahkan masalah itu.
Begitulah para imam dahulu mereka dalam berinteraksi dengan al-qur’an sangat intensif Imam syafi’I konon khatam Al-Qur’an 2 kali dalam sehari semalam selama bulan ramadhan Sedangkan imam Abu Hanifah selama hidupnya mampu mengkhatamkan sebanyak 75.000 kali. Inilah Al-Qur’an mu’jizat Nabi Muhammad yang tidak akan lapuk walaupun terus diulang-ulang orang sepanjang masa.

4. Keistimewaan dan kehebatan Al-Qur’an


Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah dibumi ini yang dalam hadits dijelaskan derajatnya bisa mencapai seperti nabi hanya saja dia tidak diberi wahyu. Karena orang yang sering berinteraksi dengan Al-Qur’an mengalir dalam darahnya ayat-ayat Al-Qur’an kemudian dia mahir menguasainya maka disurga kelak bersama para nabi dan rasul. Di dalam kitab Fathul Mubin didalamnya terangkum 40 hadits tentang keutamaan orang-orang yang berinteraksi dengan Al-Qur’an dan salah satu atsar mengatakan bahwa disurga nanti setiap huruf dari Al-Qur’an akan menjelma menjadi bidadari surga yang menakjubkan. subhanallah..

Seluruh muatan kebaikan, keistimewaan, keunggulan dan kekuatan yang ada semuanya dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an.Maka apapun predikat yang diberikan pada Al-Qur’an maka idealnya orang tersebut juga akan mempunyai kemuliaan, diantaranya yang bisa kita sebutkan adalah:
- Al-Qur’an adalah penggugah dan bisa mempengaruhi
           
26. Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran Ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka".(Fushilat)

- Al-Qur’an adalah obat
 ••   •          
57. Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.(Yunus)


- Al-Qur’an adalah “kehidupan”
          ••  •             
122. Dan apakah orang yang sudah mati[502] Kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang Telah mereka kerjakan.(Al-An-am)

[502] maksudnya ialah orang yang Telah mati hatinya yakni orang-orang kafir dan sebagainya.
      •         •   
22. Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar[1254].(Fathir)

[1254] Maksudnya: nabi Muhammad tidak dapat memberi petunjuk kepada orang-orang musyrikin yang Telah mati hatinya.

- Al-Qur’an adalah kekuatan yang dahsyat,
-                 ••  ي 
21. Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.(Al-Hasyr)

Maka kemuliaan Al-Qur’an tidak hanya kita dapatkan dengan hanya dari bacaan saja tapi bagaimana Al-Qur’an bisa menyentuh jiwa dan perilaku kita sehingga itulah hakekat kemuliaan yang sebenarnya.

Dan terakhir kita sama-sama renungkan mengapa umat islam sekarang ini tidak tertarik mempelajari dan mendalami Al-Qur’an? Ada beberapa poin yang bisa menjadi penyebabnya, diantaranya :
1. Kemungkinan seseorang tidak bisa mengambil manfaat dari Al-Qur’an karena kurangnya pemahaman dan rendahnya keimanan seseorang terhadap Al-Qur’an.
Dahulu dizaman para sahabat mereka diberikan iman sebelum Al-qur’an
كُنا نقت الإيمان قبل القر ان
Kami dulu diberikan iman sebelum Al-Qur’an

Dan akan datang suatu zaman dimana orang punya Al-Qur’an tapi tidak punya iman.
Jadi keimanan sebagaimana didefinisikan oleh Abu Bakar AS-Shiddiq adalah sebagai sesuatu yang menancap kuat dalam hati.yang diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dengan anggota badan

2. Arus materialisme yang sangat kuat mempengaruhi pola fikir dan keimanan seseorang.
Bahwa dunia itu indah dan manis dan keindahan fisik sangat meendominasi dari pada keindahan rohani.sehingga membutakan mata batinnya(bashirah)walaupun mata fisiknya melihat dengan terang.
              •          
46. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

3. Kurang promosi dan sosialisasi
Adalah sangat penting dan sangat strategis untuk menggunakan tekhnologi dan media informasi sebagai alat promosi untuk mensosialisasikan kegiatan Al-Qur’an, karena itu adalah sarana maka menggunakannya juga adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan karena jika tidak maka akan dipergunakan untuk hal-hal yang tidak baik.

  •         •  •                     
60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

4. Tidak adanya Qudwah dan suri tauladan.
Salah satu krisis yang terjadi sekarang ini yang perlu dievaluasi adalah krisis keteladanan. Ulama dan para da’I harus introspeksi akan hal ini. Tidak adanya figur ini membuat umat islam mencari figur diluar islam. Hanya Rasulullah sebagai Qudwah yang wajib diikuti oleh umat islam.
                 
21. Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Al-Ahzab)

5. Kurang adanya dukungan politis dari pemerintah dan swasta.
Kegiatan Al-Qur’an juga sangat dipengaruhi oleh sejauh mana kepedulian pemerintah setempat.Khususnya dinegara kita dukungan secara politis dari pemerintah masih rendah dan belum menyeluruh, Sehingga kegiatan Al-Qur’an masih berkisar dalam hal seputar bacaan saja. Belum adanya kajian yang integral yang mampu menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup yang mencakup seluruh sendi kehidupan karena penerapannya masih bersifat parsial.
                
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(Al-Baqoroh)

Kita berdo’a kepada Allah agar senantiasa diberikan kekuatan untuk dapat menjadikan Al-qur’an sebagai perilaku dalam kehidupan kita dan mampu menjadikannya mengalir dalam lisan mengalir dipikiran, mengalir di perilaku dan mengalir dalam institusi bangsa dan Negara kita.Amin.

Senin, 13 Desember 2010

JUZ 8

MAJELIS AL-QUR’AN

“menjadikan Al-Qur’an mengalir seperti air"

Bersama DR. KH. Ali Akhmadi, Lc.MA, Al-Hafizh
---


Sabtu, 27 Nov 2010 di Masjid Nurul Iman . Jl.Pramuka Utan kayu belakang Hotel Sentral , Jak-Pus.



Juz 8
Pengenalan:
Adalah juz yang permulaannya jatuh pada ayat yang ke 111 dari surat Al-An’am(ayatnya berjumlah 165 ayat termasuk surat Makiyyah), yang berbunyi walau nazzalnaa ilaihimul malaa’ikata….. dan di akhiri dengan ayat yang ke 87 dari surat Al-A’raf (ayatnya berjumlah 206 ayat dan termasuk surat Makiyyah)yang berbunyi "...Wain kaana thoo.ifaatum minkum aamnu billadzii……..

Kandungan juz 8 di antaranya:


- Orang musyrik tetap tidak mau beriman walau bukti kebenaran dan mu’jizat sudah mereka lihat (6/111)
- Musuh para nabi adalah setan manusia dan jin (6/112-113)
- Al-Qur’an adalah undang-undang yang komprehensif yang wajib di ta’ati (6/114-117)
- masalah syari’at memakan daging hewan 6/118-121)
- kehancuran suatu negeri terjadi manakala pembesarnya melakukan makar dan kejahatan (6/ 123-124)
- Hidayah itu hak dari Allah bagi yg dikehendaki dan penyesalan manusia kelak diakherat (6/125-131)
-“qurban’’ cara jahiliyah, kepercayaan dan dan tradisi jahiliyah (6/136-140)
- masalah kepercayaan jahiliyah dalam mengharamkan dan menghalalkan hewan dan penjelasan Allah atas hewan dan apa-apa yang diharamkan(6/142-152)
- inilah al-Qur’an petunjuk jalan yg lurus (6/153-157)
- kebaikan dibalas 10 x lipat dan kejahatan dibalas dengan setimpal (6/ 160)
- Ikrar kaum muslimin yang selalu diucapkan dlm sholat dan amanah sebagai khalifah (6/162-165)
- Al-qur’an sebagi peringatan dan pelajaran (7/2)
- bencana sering datang tiba-tiba (7/4-5)
- bumi sebagai tempat hidup manusia (7/10)
- Dialog Allah dengan iblis atas penciptaan Adam dan tipu daya Iblis dan peringatan Alllah(7/11-27)
- Etika masuk Masjid(7/31)

-Kesudahan orang kafir di neraka dan siksaannya akibat kudustaan dan kesombongannya(7/36-41)

-kesudahan orang beriman dI surga dan kenikmatannya dan percakapan antara para penghuni surga dan neraka( 7/42-50)



-etika berdo’a (7/55)

-cerita da’wah Nabi Nuh (7/59-64)

-cerita nabi Hud dan kaum Ad (7/65-72

-cerita nabi Soleh dan kaum samud(7/79)

-cerita Nabi Luth dan kaumnya (7/80-83)

- cerita nabi Syu’aib dan penduduk madyan (7/84-93)


Pendalaman:

Masalah halal dan haram, tradisi dan kepercayaan, asal manusia, tantangan da’I sebagi penyeru da’wah dll.