Minggu, 26 September 2010

جنات

Macam-macam surga dalam Al-Qur'an
1]. Syurga Firdaus

Syurga Firdaus diperuntukkan bagi :

a.Peshalat yang khusyu’

b.Orang-orang yang produktif dalam beramal sholeh (jauh dari al-laghwu)

c.Orang-orang yang komitmen berzakat.

d.Orang-orang yang menjaga kemaluannya

e.Orang-orang yang konsisten dengan shalat.

f.Orang-orang yang komitmen dengan amanah dan janji.

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya ” (Q.S. Al Mu’minun [23] : 1-11)

2]. Syurga Ma’wa

Syurga Ma’wa diperuntukkan bagi :

a.Orang-orang yang senantiasa berdzikir.

b.Orang-orang yang bersifat tawadhu’

c.Orang-orang yang komitmen untuk shalat malam.

Orang-orang yang komitmen dalam beriman beramal shaleh, para dermawan. Jauhilah sifat sombong (At Takabur). Dua komponen utama sifat sombong : meremehkan orang lain dan menolak kebenaran.“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami) mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhan-nya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhan-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Maka apakah orang yang beriman (sama) seperti orang yang fasik (kafir). Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh maka bagi mereja syurga-syurga tempat kediaman sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. As-Sajdah [32] : 15-19).

3]. Syurga ‘Adn

Syurga ‘Adn diperuntukkan bagi:

a.Orang-orang yang komitmen dalam beriman dan beramal shaleh.

b.Orang-orang yang rela terhadap ketetapan dan ketentuan Allah SWT.

c.Orang-orang yang memiliki khasyyatullah (perasaan takut kepada Allah).

(yaitu) Syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (Q.S. Ar-Ra'd [13]: 23-24).

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah Syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagii orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q.S. Al Bayyinah [98] : 7-8).

4]. Syurga Na’im

Syurga Na’im diperuntukkan bagi: para Al Muqarrabin (Orang-orang yang dekat dengan Allah). Cara mendekat (taqarrub) yang disebutkan Rasul adalah ketika sujud. Maka, perbanyaklah doa pada waktu bersujud.“Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketentraman dan rezeki serta Syurga kenikmatan.” (Q.S. Al-Waqi’ah [56] : 88-89).

5]. Syurga Dar Muqamah

Syurga Dar Muqamah dinikmati oleh orang-orang yang kebaikannya lebih dominant daripada kesalahannya. Tiga tipologi manusia :

a. Kebaikan < kebaikan

b. Kebaikan = kesalahan

c. Kebaikan > kesalahan

“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian ini adalah karunia yang amat besar. (Bagi mereka) Syurga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutra. Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (Syurga) dari karunia-Nya, di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu. (Q.S. Fathir [35] : 32-35).

6]. Syurga Maqam Amin

Syurga Maqam Amin diperuntukkan bagi orang-orang yang bertaqwa. ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman, yaitu di dalam taman-taman dan mata air-mata air." (Q.S. Ad-Dukhan [44] : 51-52)

7]. Syurga Darus Salam

Syurga Darus Salam diperuntukkan untuk orang-orang yang melakukan kebaikan “Allah menyeru manusia ke Darus Salam (Syurga) dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Syurga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni Syurga, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Yunus [10] : 25-26).

Inilah jalannya para penempuh jalan ke Syurga. Hendaklah kita mempersiapkan diri untuk merealisasikannya dan menerapkannya dalam kehidupan. Ini tidak bisa kita laksanakan, kecuali dengan ilmu yang benar yang bersumber dari kitabullah dan sunah Nabi-Nya dan semoga Allah selalu membimbing kita dalam beribadah dan memasukkan kita ke dalam golongan orang – orang ahli Syurga, Amiin.

Aah,,,,Sungguh sebuah janji yang tak pernah di ingkari oleh Yang Maha Rahman. Apalagi Allah menyingkap tirai-Nya yang mulia, sebagai nikmat teragung bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Inilah yang dirindukan bagi hamba2-Nya sebagai persinggahan terakhir yang abadi nantinya... Semoga kita semua adalah hamba2-Nya tamu-tamu Allah Yang Mulia.

Kemudian dalam Penggambaran tentang Syurga membuat kita rindu kepadanya. Allah berbahasa dengan bahasa standar manusia dalam menggambarkan keindahan Syurga lewat firman-firman-Nya. Semoga kita menjadi bagian dari penghuni Syurga-Nya. Aamiin ya Rabbal'alamiin…

Selasa, 21 September 2010

QS 12; 108 Kesetiaan pendukung da'wah

YANG BERGUGURAN MENCAPAI TUJUAN DA’WAH
di ringkas oleh : Dr. KH. Ali Akhmadi MA
I. PENDAHULUAN
DA’WAH merupakan perjalanan panjang yang penuh dengan duri dan rintangan. Kemenangan da’wah akan diperoleh apabila para anggota-anggotanya komitmen dan teguh dalam menapaki jalan da’wah.

Sudah menjadi sunnatullah bahwa akan ada anggota da’wah yang berjatuhan, baik bentuknya penyelewengan, penyimpangan, pengunduran diri dan sebagainya, sebelum meraih kemenangan. Fenomena ini tidak bisa dihindari, sehingga ada sebagian orang memandang hal ini sebagai suatu fenomena yang wajar / sehat guna memperbaharui sel-sel intinya, dan membebaskan da’wah dari segala hal yang memberatkan dan menghambat pergerakan.

II. FENOMENA YANG BERJATUHAN DI ZAMAN NABI
Pada zaman Rasulullah saw, sudah terjadi fenomena pembelotan para anggota jama’ah untuk melepaskan tanggung jawab ataupun sekedar bermalas-malasan dalam berda’wah. Beberapa peristiwa berjatuhan di jalan da’wah yang sempat terjadi adalah:
a. Kelompok mutakhollifin (orang-orang yang tidak berangkat) pada perang Uhud, diantaranya: Ka’ab bin Malik, Muroroh Ibnu ‘Ar-Rabi’ dan Hilal bin Umayyah. Namun mereka bertiga ini kemudian diterima taubatnya oleh Allah swt, dan penerimaan taubat mereka diabadikan di dalam Al Qur’an dalam surat al Bara-ah, dan karena pertaubatan besar inilah surat ini juga dinamakan surat at-Taubah.
b. Pembocoran rahasia negara oleh Hathib bin Abi Balta’ah. Namun mengingat kebaikan masa lalunya, yaitu keikut sertaannya dalam perang Badar yang merupakan yaumul furqan, Rasulullah saw mengampuni dan tidak menghukumnya.
c. Haditsul Ifki (berita kebohongan besar) terhadap Ummul Mukminin ‘Aisyah ra. Diantara orang-orang yang terlibat dalam penyebaran berita ini, ada tiga sahabat nabi, mereka telah mendapatkan hukuman had, yaitu masing-masing di dera 80 kali, dan setelah itu merekapun bertaubat. Mereka itu adalah: Hassan bin Tsabit, Hamnah binti Jahsy dan Misthah bin Utsatsah.
d. Pengkhianatan Abu Lubabah yang membocorkan rahasia hukum yang akan diterapkan kepada orang-orang Yahudi Bani Quraizhah. Dia telah menyatakan taubat kepada Allah swt dan Rasul-Nya, dan Allah swt-pun telah menerima taubatnya.
e. Peristiwa berdirinya masjid dhirar.

III. SEBAB-SEBAB BERJATUHAN
a. Sebab-sebab yang berhubungan dengan pergerakan
1. Lemahnya segi pendidikan.
2. Tidak menempatkan personal dalam posisi yang tepat.
3. Distribusi penugasan yang tidak merata pada setiap individu.
4. Tidak adanya monitoring personal secara baik.
5. Tidak menyelesaikan berbagai urusan dengan cepat.
6. Konflik intern. Konflik intern ini disebabkan oleh:
- Lemahnya kepemimpinan.
- Adanya tangan tersembunyi dan kekuatan luar yang sengaja menyebar fitnah.
- Perbedaan watak dan kecenderungan individu.
- Persaingan dalam memperebutkan kedudukan.
- Tidak adanya komitmen dan penonjolan tingkah laku individu.
- Kevakuman aktifitas dan produktifitas.

Dalam sejarah, konflik yang pernah terjadi antar ummat Islam adalah pada peristiwa konflik golongan Aus dan Khazraj. Dalangnya (provokatornya) adalah orang-orang Yahudi, yaitu Syammas bin Qais. Atas prakarsa Rasulullah saw maka golongan Aus dan Khazraj bersatu kembali. Hal tersebut terbukti dengan turunnya QS Ali Imran: 100 – 105.
7. Kepemimpinan yang tidak ahli dan qualified. Sebabnya antara lain:
- Kelemahan dalam kemampuan idiologi.
- Kelemahan dalam kemampuan organisatoris.
Oleh karena itu, seorang pemimpin yang diangkat haruslah memiliki syarat:
- Mengenal ds’wah.
- Mengenal diri sendiri.
- Pengayoman yang kontinyu.
- Teladan yang baik.
- Pandangan yang tajam.
- Kemauan yang kuat.
- Kharisma kepribadian yang fitri.
- Optimisme.

b. Sebab-sebab yang berhubungan dengan individu
Yaitu berjatuhannya anggota disebabkan oleh atau bersumber pada pribadi anggota.
Yang termasuk dalam hal ini adalah:
1. Watak yang tidak disiplin, sehingga menyebabkan dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan organisasi / jama’ah.
2. Takut terancamnya diri dan periuk nasinya (QS 4 : 120, QS 3 : 175).
Tersebut dalam hadits:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ (رواه أحمد ومسلم والترمذي).
“Syurga dipagari dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan neraka dikelilingi oleh segala hal yang menyenangkan”. (HR Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi).
3. Sikap ekstrim dan berlebih-lebihan.
Tersebut dalam hadits:

“Hendaklah kamu menjauhi sikap ekstrim dalam agama. Sesungguhnya orang yang sebelum kamu binasa karena ekstrim dalam beragama”. (HR Ahmad dan An-Nasai).
4. Sikap terlalu memudah-mudahkan dan meremehkan.
Tersebut dalam hadits:

“Sesungguhnya kamu melakukan pekerjaan-pekerjaan dosa menurut pandangan mata kamu lebih halus dari rambut. Di masa Rasulullah saw, kami menggolongkan perbuatan itu termasuk al muubiqoot (hal-hal yang menghancurkan)”. (HR Bukhari).
5. Tertipu kondisi gemar menampilkan diri (QS 28 : 83).
6. Kecemburuan terhadap orang lain / kedengkian. (QS 5 : 27 – 30).
7. Bencana senajata / penggunaan kekuatan.
Syarat-syarat penggunaan kekuatan:
- Habis segala usaha dengan jalan lain.
- Urusannya dipegang oleh pimpinan dan jama’ah Islam dan bukan oleh individu.
- Tidak menjurus pada pengrusakan dan bencana.
- Tidak boleh keluar dari ketentuan syara’.
- Penggunaan kekuatan sesuai skala prioritas.
- Penggunaan senjata harus mempunyai persiapan yang matang dan cermat.
- Hati-hati akan pancingan berbagai reaksi.
- Tidak boleh menjerumuskan ummat Islam bila posisi kekuatan tidak seimbang.

c. Tekanan Luar
1. Tekanan dari suatu cobaan (QS 3 : 175).
2. Tekanan keluarga dan kerabat (QS 9 : 24).
3. Tekanan Lingkungan.
4. Tekanan gerakan agitasi (penyebaran kritik dan keragu-raguan).
5. Tekanan figuritas (QS 7 : 12).

Minggu, 19 September 2010

Lari Kepada Allah

ففروا الى الله
...kalian semua pada lari kepada Allah..".
ayat dari surat adz-dzariyat ini, menggambarkan adanya ragam pelarian dalam hidup ini, tapi pelarian yang benar dan harus di bangun adalah pelarian yang kembali kepada Allah. adapun pelarian kepada dunia, hobi, kebiasaan yang tidak baik, hura2 menghabiskan waktu dan tenaga itu semua tidak di benarkan

TAFSIR 1- Ciri Masyarakat Salih dalam Al-Qur'an

Tipikal masyarakat shalih dalam al-qur’an (49/1-13)

Ada beberapa poin yang akan mengisi pembahasan ini, di antaranya:
A. ayat
B. tafsir surah al hujuraat ayatc1-13
C. karasteristic masyarakat shaleh
D. pelajaran pelajaran

A. Ayat


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (1) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (2) إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ أُولَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ (3) إِنَّ الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِنْ وَرَاءِ الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ (4) لَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتَّى تَخْرُجَ إِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (5) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (6) وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (7) فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (8) وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (9) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (10) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (11) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (12) يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13




B. tafsir surah al-Hujurât ayat 1-13
surat Madaniyyah dengan nama al-Hujurât (kamar-kamar) yang juga desebut dengan al-akhlak, karena berisikan tentang akhlak ber’amal, berbicara, menerima berita, persaudaraan dan lainnya.
Allah memanggil dengan panggilan kemuliaan [yâ ayyuha] dengan menyebut [Âmanû] kepada orang beriman yang siap menerima dan mendengar perintah, karena ada informasi penting bagi kehidupan manusia pada umumnya, imformasi yang berhubungan dengan etika dalam membangun kehidupan bersama yang ingin disampaika oleh Allah, di antaranya:
- jangan memdahului Allah dan RasulNya [ Lâ tuqaddmû] artinya jangan melakukan apa yang tidak di perintahkan oleh Allah dan RasulNya, atau jangan melakukan apa yang tidak dilakukan oleh Rasul.
- jangan mengeraskan suarmu melebihi suara Rasul [Lâ tarfa’û] artinya mengeraskan suara melebihi suara Rasul, tentunya arti ini berlaku ketika Rasul berada pada satu majelis dengan yang berbicara atau pada saat Rasul masih hidup, arti yang lain jangan mengatakan sesuata yang tidak di katakana Rasul, karena ketika seseorang berani mengatakan sesuatu seakan-akan ia mempunyai landasan dari Rasul.
- perintah melakukan klarifikasi terhadap berita [fatatsabbatû] pada umumnya, apalagi jika berita tersebut berasal dari sumber yang diragukan.
- jangan menghina dan merendahkan orang lain [Lâ yaskhor]
- jangan memanggil dengan panggilan penghinaan [Lâ talmizû]
- perintah menjauhi prasangka dan praduga [Ijtanibû]
- jangan menjadi mata-mata [tajassasû] dan mencari-cari kesalahan orang
- jangan gossip [Lâ yaghtab], dalam arti umum gossip adalah membicarakan orang lain, dalam membicarakan orang lain ini di bedakan antara gossip dengan fitnah. Jika pembicaraan tentang perbuatan atau pribadi orang lain tersebut betul-betul terjadi dan dilakukan oleh orang tersebut, maka pembicaraan tersebut di sebut gossip (ghibah), dan jika tidak dilakukan maka pembicaraan tersebut disebut fitnah.
- Realita kehidupan untuk membangun dan menciptakan kesuksesan dan peradaban mulai dari [Lita’ârafû]pengetahuan, networking sampai tercpainya kehidupan yang baik (taqwa).

C. karasteristic masyarakat shâleh
- Tidak melakukan suatu perbuatan tanpa dasar.
- Tidak asal bicara, dan jika berbicara menjaga etika komunikasi.
- Tidak menerima dan terpengaruh dengan informasi, dan dalam hal yang tidak jelas akurasinya, maka melakukan klarifikasi.
- Menjauhi terjadinya perbedaan hingga pertikaian yang mengakibatkan kerugian dan penyesalan.
- Menggalakkan terwujudnya persaudaraan dan hidup dengan suasana ramah serta kasih sayang.
- Menghindari sampai meninggalkan penghinaan antara satu dengan yang lain, juga panggilan-panggilaan nama yang tidak pantas.
- Terhindarnya perbuatan mata-mata, permusuhan dan gossip.
- Terbangunnya suasana kehidupan yang kondusif untuk membangungun kemuliaan dan ketakwaan.
D. pelajaran pelajaran
- Ketidakmampuan mengendalikan omongan, komentar dan pembicaraan menyebabkan amal menjadi sia-sia.
- Percaya kepada berita tanpa membiasakan budaya klarifikasi mengakibatkan penyesalan dan terjadinya pertengkaran mulai tingkat keluarga sampai pertempuran pada tingkat masyarakat dan Negara.
- Penghinaan terhadap sesama hukumnya haram dan menyebabkan murka Allah.
- Realita social dan kehidupan menunjukkan hiteroginitas, sehingga mengharuskan adanya kemampuan untuk membangun silaturrahim (networking) dengan seluruh elemen untuk mencapai pengetahuan dan terbangunnya suasana ketakwaan.

Sabtu, 18 September 2010

Langkah-langkah syetan dalam menyesatkan manusia (2/208)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208)

Ada beberapa poin yang mengisi pembahasan ini, di antaranya:
a. ayat
b. makna syetan
c. tafsir 2/208
d. korelasi antara perintah totalitas dalam berislam dengan larangan mengikuti langkah syeta
e. langkah-langkah syetan
f. pelajaran-pelajaran


A. Ayat

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208)


B. Makna syetan
Dari “ syathona” artinya jauh, yang dimaksud adalah jauh dari kebenaran, atau dari “syâtho” artinya batal atau rusak. Secara terminologi setiap daya dan kekuatan pembangkangan baik dari manusia, binatang dan termasuk jin di sebut syaithan.

C. Tafsir 2/208
Posisi ayat ini merupakan kelanjutan dari ayat-ayat sebelumnya yang menjelaskan tipe dan ragam manusia, ada model yang antara lahir dan batinnya berbeda, dan ada pula yang menjual kehidupannya hanya utuk pengabdian kepada Allak, maka bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan manusia. Dalam ayat ini Allah meletakkan pondasi dengan memulai panggilan kehormatanNya [yâ ayyuha] kepada semua orang beriman agar masuk kedalam islam secara menyeluruh [kâffah] lahir batin, akidah syari’ah, ibadah dan akhlak, dan tidak mengikuti langkah-langkah syetan, Karena syetan adalah musuh bagi mereka. Kata [خطوات] bentuk banyak (jama’) dari [خطوة], secara bahasa artinya langkah atau jengkal. Penggunaanya berbentuk arti banyak (jama’) ini menunjukkan bahwa cara dan gaya syetan dalam rangka menyesatkan manusia itu banyak ragamnya.
Keharusan masuk ke dalam Islam secara keseluruhan ini menunjukkan bahwa siapasaja orangnya agar mempelajari kandungannya, karena tanpa tahu kandungan Islam, maka tidak dimungkinkan untuk masuk Islam secara keseluruhan. Semua orang beriman dalam setiap shalat mengikrarkan :”Sesungguhnya shalatku, aktifitasku, ibadahku, hidupku dan matiku untuk Allah tuhan semesta alam”, ini menunjukkan keharusan untuk mengislamkan semua itu. Dan berart harus mengetahui semua cabang-cabang tersebut.
Langkah-langkah syetan dalam menyesatkan manusia adalah dengan memasuki seluruh wilayah kerja manusia, semua yang baik apalagi yang burknya. Dengan cara
a. Tadhlîl atau menyesatkan
b. Tasywîh atau membuat rancu di penglihatan manusia
c. Takhwîf atau menakut-nakuti
d. Tauîd atau mengancam
e. Tazyîn atau menghiasi kejelekan menjadi kelihatan bagus
f. Merangsang dan memprovokasi
D. Korelasi antara perintah totalitas dalam berislam dengan larangan mengikuti langkah syetan.
Berkumpulnya dua perintah yang berlawanan dalam satu ayat -perintah positif untuk melakukan tindakan dan perintah negative jangan melakukan tindakan- menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan sempurna. Perintah masuk Islam secara keseluruhan berarti melarang meninggalkan meskipun sekecil apapun bagian dari Islam, dan apabila ada sebagian dari ajaran Islam yang ditinggalkan berarti ia telah mengikuti langkah syetan.

E. Langkah-langkah syetan
Dalam al-qur’an ada beberapa ayat yang menyebutkan perbuatan syetan yaitu: memerintah perbuatan keji dan munkar, mengatakan apa yang tidak dikatakan Allah dan taqlid kepada nenek moyang, menghiasi, membuat ragu, membisiki, Qotâdah berkata: “setiap kemaksiatan adalah langkah syetan”.

F. Pelajaran-pelajaran
- Adanya keharusan untuk mempelajari islam, karena tidak mungkin memasuki secara keseluruhan apabila tidak mengetahui kandungannya secara keseluruhan pula.
- Adanya keharusan untuk masuk islam secara keseluruhan dalam arti melaksanakan semua ajaran islam, tentunya ini terkait dengan pengetahuan, karena suatu aturan yang sudah dimengerti jika tidak dilaksanankan atau suatu aturan jika tidak dimengerti atau diketahui, maka dengan sendirinya aturan tersebut akan hilang.
- Adanya keharusan untuk tidak mengikuti ajakan dan langkah-langkah syetan, karena dengan mengikuti ajakan syetan dan langkahnya maka arti kesempurnaan islam menjadi hilang, sebab jika sesuatu itu sempurna, maka konsekuensinya tidak membutuhkan yang lain dan dengan mengikuti ajakan dan langkah syetan berarti orang sudah melakukan pelanggaran.
- Syetan adalah musuh manusia, maka anjurannya adalah memposisikan musuh sebagai musuh dan bukan sebagai mitra.
- Perlu sosialisasi Islam secara kontinyu
- Perlu menggalakkan pengajian dan sarana mengkaji Islam diseluruh lapisan masyarakat dan seluruh wilayah
- Menggalakkan kepedulian kepada sesame agar meningkat taraf hidup secara keseluruhan kususnya dalam hal keperpihakan pada pelaksanaan ajaran Islam

Selasa, 14 September 2010

PERUBAHAN QS 13; 11

حتى يغيروا ما بانفسهم ...

Sehingga mereka merobah apa yang ada pada jiwa(dada) mereka
Yang ada dalam dada adalah ide, pikiran pemahaman dan pardigma. tampilaamu adalah potret dari ide, pikiran, pemahaman dan paradigmam. jika tampilan indah maka yang ada di dalam dada adalah indah. perubahan luar bermula dari dari merubah yang ada di dalam dada. setiap penyembahan berhala, maka ada berhala di dalam dada. interrior dan desine yang mengagumkan berarti yang didalam dada indah dan mengagumkan. ciptaan Allah indah, besar, mengagumkan dsb, maka Allah maha indah, maha mengagumkan dan maha besar. anda ingin sukses maka sukseslah dalam merubah yang di dadamu. anda ingin jadi orang besar maka jadikanlah yang di dadamu besar.

Kamis, 09 September 2010

Al qur'an (Pembangunan komprehensif)

PEMBANGUNAN KOMPREHENSIF dan BERKELANJUTAN
Oleh Dr. KH. Ali Akhmadi Lc MA alhafizh

الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر
كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لااله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده واعز جنده وهزم الاحزاب وحده ولا نعبد الا اياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون
لااله الا الله الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
ان الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور انفسنا ومن سيئات اعمالنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له
واشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله اللهم فصل وسلم على هذا النبي الكريم وعلى اله واصحابه واهل بيته ومن سار على نهجه الى يوم الدين.
اما بعد


Kaum Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah
Takbir menggema membelah angkasa membesarkan nama Allah, lantunan tahmid taysakkur memuji kemahakasih sayang Allah SWT kepada alam ini membahana memenuhi jagad raya, rangkaian tasbih sambung-menyambung menandai rasa tunduk dan kesucian hati.
Hari ini adalah hari penuh kebahagian, bagi semua hamba Allah yang telah menunaikan ketaatan kepadaNya. Hari kemenangan bagi mereka yang telah berjihad menahan diri selama sebulan penuh dari segala hal yang dihalalakan di siang hari. Hari kebangkitan bagi mereka yang telah rukuk dan sujud sepanjang malam selama satu bulan penuh. Hari kesucian bagi mereka yang telah menunaikan zakat fitrah dan pengorbanan lainnya. Hari rioh renyah, gegap gempita senang gembira menekpresikan kemenangan dalam kehangatan silaturrahim keseluruh wilayah desa, kota, darat, laut, udara. Memenuhi jalan-jalan, lorong-lorong, terminal, setasiun dan lapangan terbang di negeri tercinta ini (mudik nasional). Suatu pergerakan kehidupan positif, perpindahan ekonomi dari kota ke desa, tersambungnya hubungan satu dengan yang lain dan terbukanya sumbatan-sumbatan kehidupan. Kerja social bergerak cepat secara menyenyeluruh dari transportasi pribadi dan umum serta sarana jalan, menata interior rumah, kota, dan sector-sektor social lainnya, terasa dan terlihan kehidupan begitu semangat enerjik dan menjanjikan.
Hari yang menjadi tonggak sejarah untuk memulai hidup baru كيوم ولدته امه , hidup yang telah dibekali dengan bekal yang komprehensif, ketakwan yang berarti kesiapan untuk melakukan pembangunan.
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah
الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Hidup adalah ibadah. Ibadah adalah berbuat, berekspresi, memprodoksi dan mengerakkan kehidupan. Ibadah adalah membangun kehidupan.
Membangun adalah kewajiban dan kebutuhan dalam kehidupan kita ini, baik sekala pribadi ataupun keluarga, masyarakat an dan bangsa. Ummat muslim di negeri tercinta ini menempati jumlah terbanyak dari seluruh penduduk yang ada, kuranglebih 171 jutaan manusia. Merupakan modal positif jika mempunyai pandangan dan pemahaman yang positif pula, jika seluruh rakyat Indonesia bergerak dan bersepakat untuk membangun, maka kehidupan akan berobah, bangsa akan mulia dan nilai tawar negarakita akan imbang bahkan naik dalam kancah perbincangan regional sampai internasional.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
“Allah memnjanjikan kepada orang beriman dan pekerja keras kepemimpinan dan kemapanan dalam kehidupan, serta kemudahan dalam semua urusan (di ridhaiNya)juga keamanan” (an-Nur 55)
Membangun adalah keharusan dan kebutuhan, meski demikian harus di ketahui bahwa pembangunan ada yang bersifat komprehensif dan ada yang parsial, ada yang temporal incidental dan ada yang berkelanjutan berkesinambungan. Kita sebagai bangsa harus tahu betul pekerjaan dan pembangunan seperti apa yang kita btuhkan, yang kita berikan dan hadiahkan kepada bangsa ini, yang di duga kuat mampu mengatasi dan menjawab permasalahan bangsa sebesar bangsa Indonesia yang mempunyai permasalahan yang komplek. Kaedah dan rumusan dalam hal pembangunan tidak mengenal pilihan, tergambar dalam perkataan A’li bin Abi Talib yang artinya : “..Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini” إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُم “..yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling berkualitas” (al Hujurat 13).
Bangsa yang sedang mensyukuri kemenangannya ini, sadar dan paham akan kondisinya, problematika datang silih berganti, bertubi tubi seakan tak pernah henti, tiada sector kehidupansosial, kecuali di sana ada segudang permasalahan, sebut transportasi, perumahan, ekonomi, keamanan, pelayanan public, moral dan pendidikan dan kondisi bencana. Anak cucu dan generasi mendatang menunggu keputusan kita yang tepat, berani dan solutif. Dengan kesadaran dan pemahaman seperti ini maka bangsa ini tidak akan main-main, menyia-nyiakan umur, tenaga dan kesempatan untuk bertindak sigap berani dan tepat dalam membangun bangsa yang koprehensif dan berkelanjutan. Hanya dengan kata “LEBIH BAIK” yang akan menyelamatkan kehidupan bangsa ini. Lebih baik berarti lebih berkualitas dalam bobot dan mutunya. Berarti lebih menyentuh perasaan yang memberi rasa aman tenteram dan tenang. Berarti merambah kepada sarana dan prasarana kehidupan social yang baik dan memadai dari yang primer hingga yang sekunder. Berarti dalam pemerataan pada semua manusia yang membawa kwarganegaraan Negara Ripublik Indonesia hingga terselamatkannya ekosistim kehidupan alam. Berarti terlindungi dan terjaganya hargadiri bangsa dan kedaulatan serta utuhnya wilayah yang dimiliki bangsa ini.

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah
الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Ramadhan menghampiri alam semesta dan kususnya bangsa ini, jika dilihat dari kacamata yang lebih luas – bukan semata-mata ibadah- merupakan anugerah besar dan kasihsayang Allah kepada ciptaanNya. Dengan pengetahuanNya yang luas terhadap bangsa ini, Allah menghadiahkan event (kesempatan) training menyeluruh (comprehensive trinning). Di dalamnya ada pembiasaan terhadap perbuatan, ada loyalitas meninggalkan kesenangan, ada keseragaman tindakan dan sikap, ada kebersamaan dan kekompakan, ada pengisian intelektualitas, ada kesatuan komando (saat azan magrib dan imsak), ada semangat kuat dari peserta untuk lulus (pintu ar Rayyan, magfirah, rahmah dam pembebasan diri dari neraka) dan ada pelipatan dan akselerasi (terbatasnya waktu dan malam lailatul qadar). Semua ini adalah modal mahal untuk melewati dan mengubur kehidupan yang telat dan lambat, kehidupan yang kedodoran dan lesu menyambut hari esok
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ “..kalulah bukan karena kemurahan dan kasihsayang Allah dalam kehidupan sekarang ini dan nanti (akhirat), niscaya kalian akan terjerat dan terbelenggu, dan kalian tidak akan selamat dari siksaan (an Nur 14). Dari pelajaran ini bangsa kita dapat mengambil inspirasi dalam menentukan pilar-pilar pembangunan yang seharusnya dipilih dan dilakukan. Karena bangsa yang sadar akan tugas dan perannya, sadar akan dirinya yang mempunyai banyak masalah , sadar akan kebesarannya diantara bangsa-bangsa lain, tidaka salah dalam menentukan pilihan لا يلدغ المؤمن من جحر واحد مرتين (..orang mukmin (besar) tidak salah untuk yang kedua kali ) al Bukhari. Dengan demikian, pembangunan komprihensif dan berkelanjutan yang menjadipilihan kita berdiri diatas pilar-pilar:
- Pilar spiritualitas. Keimanan dan kerohanian merupakan pilar penting dalam gerakan penyelamatan (save movement), karena seluruh kekuatan tidak muangkin ada tanpa bergantung kepada yang maha kuat, karena أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا (..sesungguhnya semua kekuatan adalah milik Allah) al baqarah 165, dan yang sangat popular di masyarakat awam dan itu benar adalah لا حول ولا قوة إلا بالله (tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah). Manusia minimal terdiri dari 2 dimensi, rohani dan fisik, dimensi rohani mendahului dimensi fisik dalam penciptaannya, maka penguatan dan kekuatan rohani adalah tetap beradanya pada dimensinya yaitu iman dan lezat berkomunikasi dengan Allah, dengan disiplin beribadah dan berdo’a sesuai dengan aturan, maka akan menimbulakan kekuatan sepiritual yang ajaib serta menjaga arah pembangunan yang di canangkan agar tetap pada kebenaran sampai berhasil. Penafian sepiritualitas dan hanya mengandalkan kekuatan fisik, bila berhasil untuk sementara namun kebinasaan telah menyusulnya أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا (..adakah ia tidak mengetahui ahwa Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang jauh lebih kuat dan jauh mempunyai sumberdaya) al qashas 78. Di sini pentungnya pilar keimanan disamping yang lainnya yang di tempatkan pada porsi dan posisinya.
- Pilar realitas. Realitas social kita menjadi pilar penting untuk model dan arah pembangunan kita. Masyarakat yang dalam kenyataannya masih belum mampu secara ekonomi, yang terdiri dari multi rasial dan etnis, terdiri dari banyak pulau yang berjauhan, realitas pedesaan dan perkotaan yang jomplang, realitas banyaknya organisasi, prtai dan paguyuban-paguyuban. Maka pembangunan yang kita laksanankan adalah pembangunan yang mampu menjaga, melestarikan, mengembangkan, meluruskan, meningkatkan, mensinergikan dan memenej agar menjadi kekuatan positif produktif dan terciptanya aturan-aturan yang ditaati yang tidak mengekang dan membelenggu.
- Pilar kebutuhan. Pembangunan yang komprehensif dan berkesinambungan harus menyentuh dan menjawab kebutuhan dasar dan mendasar saat ini, tidak menggarap dan mengerjakan sesuatu yang jauh dari prioritas, dimulai dari kebutuhan pembangunan moralitas bangsa, tujuan inti diutus Muhammad adalah membangun moralitas انما بعث لاتمم مكارم الاخلاق “ Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Ukuran suatu bangsa dilihat moralitasnya
- انما الاخلاق ما بقيت وان ذهبت اخلاقهمو ذهبوا
“Sesungguhnya suatu bangsa dianggap ada jika mereka bermoral, jika moralitasnya hilang maka hilanglah esensi suatu bangsa”. Masing-masing alumni Ramadhan melihat bagaimana moral bangsa kita ini.
- Pilar keadilan. Pembangunan harus menyentuh semua lapisan masyarakat, tidak pilih kasih. Menumbuhkan kasih sayang kepada orang lemah yang jika terkena kasus mereka tidak mampu membayar pengacara dan tidak tahu cara menempuh hokum yang ada hanya bingung. Memperlakukan semua warga dan anggota masyarakat berdasarkan norma dan aturan yang baku. Yang tua di muliakan. Yang berjasa dan prosuktif di beri penghormatan (reword), Yang salah setelah terbukti dengan proses yang benar di adili dan dilaksanakan dengan baik. Manusia semua di hadapan Allah dan di hadapan hokum. “Tujuh golongan yang akan mendapatkan perlindungan Allah.. salah satunya adalah pemimpin yang adil” al Bukhari.
- Pilar pemerataan dan ketercukupan. Pembangnan dipastikan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan merata dan setiap orang dipastikan mendapatkan haknya dan merasakan dari dampak pembangunan itu secara cukup minimal kebutuhan primernya, kebutuhan pokoknya. Dari pelosok desa, pegunungan sampai perkotaan adalah hamba Allah, adalah warga Negara, adalah nyawa yang harus di muliakan.

Pembangunan yang demikian di atas pilar-pilar ini yang harus di usung oleh para pemimpin bangsa sehingga secara bertahap tapi pasti akan tercipta sebuah sistim yang mapan dan berjalan secara berkelanjutan. Dengan jiwa besar dan menjadi bangsa besar harus berani meninggalkan berpikir, berprilaku yang egois, parsial apalagi distrutif. Hal ini semua dibutuhkan kesadaran bersama. Dengan momentum Ramadhan dan kembalinya semua hamba Allah kepada kesuciannya di harapkan mampu merumuskan suatu pembangunan yang mampu menyelesaikan masalah bangsa.
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan oleh Allah
الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Bangsa besar adalah modal yang besar, namun membutuhkan pemikiran, tindakan dan pembangunan yang besar besar pula. Merupakan kewajiban dan tanggungjawab semua pihak untuk mengambil langkah serius dalam urusan bangsa ini “setiap kamu adalah pemimpin dan akan ditanya atas kepemimpinannya”
Kaum muslimin/mat yang di muliakan Allah
Mari kita bermunajat kepada Allah zat yang maha memberi, mengampuni, mengabulkan do’a. zat yang maha menolong, semoga kita semua dan bangsa kita bersama umat muslim dunia mendapat pertolongan dan bimbinganNya selalu
اللهم صل على محمد وعلى ال محمد
الحمد لله رب العالمين
يا الله يا رحمن, نسالك بكل اسم هو لك..ان تتقبل منا شهر رمضان, اللهم تقبل صلاتنا...
اللهم اغفر لنا في جمعنا (مرات) اللهم اعتق رقابنا من النار (مرات) الهم اعتق رقابنا ورقاب اباءنا...
اللهم اعفر للمسلمين والمسلمات...
اللهم أصلح لنا ديننا الذى هو عصمة أمرنا وأصلح لنا دنيانا التى فيها معاشنا وأصلح لنا آخرتنا التى فيها معادنا واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير واجعل الموت راحة لنا من كل شر. اللهم اصلح قادتنا وولاة امورنا وشعبنا وخذ نواصيهم بيدك الى خير.
اللهم الف بين قلوبنا ووحد صفوفنا واجمع كلمتنا واعز الاسلام وانصر المسلمين واجعل بلدتنا هذه امنة مطمئنة وسائر بلاد المسلمين
اللهم لا تدع لنا ذنبا الا غفرته ولا هما الا فرجته دينا الا قضيته ولا حاجة من حوائج الدنيا والآخرة الا قضيتها يا ارحم الرحمين
اللهم ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا