Sabtu, 28 Agustus 2010

AL-QUR'AN- KATA I'TIKAF

I’TIKAF

القرآن :
1- أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِين 2\125
2- وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُم 7\126
3- قَالُوا لَنْ نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَى 20\91
4- قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِين 26\71
الحديث:
1- عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. (مسلم)
2- عن عائشة رضي الله عنها قالت
: كان النبي صلى الله عليه و سلم إذا دخل العشر شد مئزره وأحيا ليله وأيقظ أهله (البخاري)
3- عن عائشة
: أن النبي صلى الله عليه و سلم اعتكف معه بعض نسائه وهي مستحاضة ترى الدم فربما وضعت الطست تحتها من الدم . وزعم أن عائشة رأت ماء العصفر فقالت كأن هذا شيء كانت فلانة تجده
[ 1932 ] البخاري
4- قَالَتْ عَائِشَةُ رضى الله عنها كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ .مسلم
5- عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. مسلم

Al-Qur’an:
1- ..agar anda berdua membersihkan rumahKu untuk orang tawaf dan I’tikaf. 2/125
2- Dan ketika kami (Allah) telah menyebrangkan lautan kepada bani israil, mereka mendatangi kaum yang sedang berkerumun (menyembah) berhala mereka. 7/126
3- Mereka (kaum Musa as) berkata kami tidak akan berhenti berkerumun (menyembah) sampai Musa tiba. 20/91
4- Mereka (kaum Ibrahim as) berkata kami menyembah berhala dan kami akan tetap berkerumun menyembahnya.26/71
Al-hadis:
1- Dari A’isyah: Nabi ber I’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan sampai wafat, dan di lanjutkan para isterinya (Bukhari dan Muslim)
2- Dari A’isyah: Nabi ketika memaski sepuluh hari terakhir Ramadhan menyingsingkan pakaian (tanda sungguh-sungguh), menghidupkan malam dan membangunkan keluarga (al Bukhari)
3- Dari A’isyah: Sebagian isteri Nabi ikut ber I’tikaf dan ia dalam keadaan haid (al Bukhari)
4- Dari A’isyah: jika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan Nabi serius tidak seperti biasanya (al Bukhari)
A- Kata “I’tikaf” popular baik dalam al Qur’an maupun Hadis.
B- Arti “I’tikaf” secara bahasa berkisar antara: serius, sungguh-sungguh, focus dan konsenterasi, berkerumun dan beribadah.
C- Dari arti bahasa, kata I’tikaf dapat di pakai pada amal atau perbuatan positi atau negative (terlarang)
D- Arti secara syari’ah: berdiam di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah (beribadah) dengan niat
E- I’tikaf dapat tercapai meskipun hanya beberapa menit saja, seperti salat tahiyyah masjid dan selama mengikuti kajian yang bermanfaat
F- I’tikaf , hukumnya sunnah dan merupakan keutamaan dan salah satu cara meningkatkan derajat
G- Ber I’tikaf dapat dilakukan sendiri, keluarga dan bahkan dalam jumlah banyak
H- Ragam I’tikaf ada:
a. I’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan
b. I’tikaf pada bulan Ramadhan
c. I’tikaf nazar (janji)
d. I’tikaf biasa dan kapan saja
I- Ber I’tikaf terkait dengan:
a. Tempat (masjid)
b. Suasana (kekhusyu an)
c. Program (mata acara)
d. Dan menejerial yang rapi
J- I’tikaf ada syrat, rukun, sunnah, makruh dan yang membatalkan (harap dikaji dan di tanyakan)
K- Untuk perempuan sangat di pertimbangkan manfaat dan madarratnya, harus mendapat dukungan dan izin suami di samping memperhatikan tempat I’tikafnya.

Selasa, 10 Agustus 2010

panduan berpusa

PANDUAN BERPUASA

di tulis oleh : KH DR ALI AKHMADI MA AL HAFIZH

Panduan Puasa Ramadhan

A. Menentukan awal akhir Bulan Ramadhan
Bagaimana mengetahui kapan tamu Allah ini datang? Telah menjadi ketetapan syar’i bahwa cara untuk menentukan kapan waktu masuknya bulan Ramadhan adalah berdasarkan penanggalan Qomariyah sebagaimana pelaksanaan ibadah haji.
Firman Allah;
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; (QS. Al-Baqarah;189)

B. Dalil disyariatkan berpuasa di bulan Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah suatu ibadah yang telah diwajibkan hanya kepada orang-orang yang beriman terdahulu jauh sebelum datangnya Islam. Sedangkan bagi umat Islam ibadah ini baru diwajibkab pada tahun ke kedua hijriyah atau tahun ke lima belas kenabian Muhammad SAW yang pelaksanaannya adalah hanya pada hari-hari tertentu yang telah ditentukan secara syar’i.
Firman Allah : “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa” (QS. Al-Baqarah:183 ).
“Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang bathil), karena itu barangsiapa di antaramu menyaksikan (masuknya bulan ini) maka hendaklah ia puasa… ” (Al-Baqarah:185).
“Islam didirikan di atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke Ka’bah” ( HR. Bukhari-Muslim).
Diriwayatkan dari Thalhah bin ‘ Ubaidillah ra., bahwa sesungguhnya ada seorang bertanya kepada Nabi Saw, ia berkata, “Wahai Rasulullah, beritakan kepadaku puasa yang diwajibkan oleh Allah atas diriku”. Beliau bersabda: “Puasa Ramadhan”. Lalu orang itu bertanya lagi: Adakah puasa lain yang diwajibkan atas diriku? Beliau bersabda: “Tidak ada, kecuali bila engkau puasa Sunnah”.

C. Makna puasa
Makna puasa menurut bahasa adalah menahan sesuatu, baik makanan minuman, kata-kata atau gerakan sedangkan menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa baik makan, minum, hubungan suami istri (jima’), dengan disertai niat mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

B. Rukun puasa
1. Menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar shadiq hingga matahari terbenam.
Allah SWT berfirman;
“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam”, (QS. Al-Baqarah;187)
Yang dimaksud dengan benang putih dan hitam ini adalah putihnya siang dan hitamnya malam seperti hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim berikut ini. “Sesungguhnya Adi bin Hatim berkata, ketika turun ayat, “hingga jelas bagimu benang putih dan hitam”, aku mencari tali berwarna hitam dan tali berwarna putih lalu aku taruh dibawah bantalku. Malam hari aku melihatnya tetapi tidak tampak jelas tampak olehku. Aku lalu menemui Rasulallah SAW untuk menceritakan hal itu kepada beliau. Rasulullah SAW bersabda; sesungguhnya yang dimaksud ialah hitamnya malam dan dan putihnya siang”
2. Niat, niat adalah hukumnya fardhu, baik terhadap puasa maupun ibadah lainnya, yang dimaksud dengan niat dalam puasa ialah ketika seseorang hendak berpuasa terlintas dalam hatinya untuk melakukan puasa, karena hakekatnya niat itu adalah pekerjaan hati, dan tidak ada kaitannya dengan lisan. Namun jika seseorang yang hendak berpuasa melafalkan niat dengan lisannya, berarti ia adalah menterjemahkan apa yang ada dalam hati. sehingga, jika niat diucapkan dengan lisan berbeda dengan niat yang diucapkan dengan hati, maka yang diperhitungkan ialah niat yang ada dalam di hati. Adapun dalam ibadah tertentu, melafalkan niat dengan lisan adalah sangat dianjurkan.
Maka dari itu, orang bangun untuk makan sahur dan mempersiapkan segala sesuatunya, pada hakekatnya hal itu sudah merupakan niat, sebab ia melakukan semua itu karena ia berhasrat hendak puasa. Jadi hasrat itu sama dengan niat.

D. Syarat-syarat puasa
Secara umum, syarat-syarat puasa adalah bagi mereka yang telah dibebani secara syar’i, sebagaimana perincian berikut;
1. Islam, perintah puasa adalah hanya ditujukan kepada ummat manusia yang beriman, maka orang kafir tidak sah menjalankannya;
2. Baligh, puasa adalah dibebankan kepada mereka yang sudah berkewajiban untuk menjalankan perintah Allah SWT, sementara anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak wajib melakukan ibadah puasa, akan tetapi apabila ia berpuasa, maka hukumnya sah;
3. Berakal, berpuasa adalah sarana untuk membina diri agar lebih terprogram, membutuhkan kesadaran diri dan akal untuk menjalankannya, sehingga orang yang tidak berakal seperti gila, sakit ayan dan hilang akalnya tidak diwajibkan melakukan ibadah puasa;
4. Sehat dan bermukim, bagi mereka yang dalam keadaan sakit yang membahayakan jiwa atau sedang dalam perjalanan jauh yang bertujuan untuk kebaikan, maka puasa adalah tidak wajib baginya, akan tetapi harus menggantinya disuatu hari nanti jika diberi kesempatan;
5. Tidak sedang haid dan nifas. Bagi kaum muslimah yang sedang mengalami hal tersebut maka mereka tidak memenuhi syarat sahnya puasa, namun harus tetap menggantinya jika telah menyelesaikannya.

E. Sunah-sunah puasa
Selama bulan Ramadhan banyak sekali amaliyah sunnah yang bernilai pahala yang berlipat ganda, namun harus menjadi catatan bahwa tentunya tidak bisa mengganti keutamaan puasa di dalamnya.
1. Menyegerakan berbuka
 “Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak melakukan shalat maghrib dulu sehingga ia berbuka, meskipun hanya seteguk air” (HR. At-Tirmidzi).
 Dari Umar bin Khaththab ra. telah bersabda Rasulullah saw: “Apabila malam sudah tiba dari arah sini dan siang telah pergi dari arah sini, sedang matahari sudah terbenam, maka orang yang puasa boleh berbuka”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim).
 Dari Sahal bin Sa’ad: Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda: “Manusia (umat Islam) masih dalam keadaan baik selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka” (HR. Al-Bukhary dan Muslim).
 Dari Anas ra., ia berkata : “Rasulullah saw berbuka dengan makan beberapa ruthaab (kurma basah ) sebelum shalat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka dengan meneguk air beberapa teguk” (HR. Abu Daud dan Al-Hakiem).
 Diriwayatkan dari Salman bin Amir, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu puasa hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak ada kurma hendaklah dengan air, sesungguhnya air itu bersih”. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).
 Dari Ibnu Umar, Adalah Nabi Saw selesai berbuka Beliau berdo’a (artinya) telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap ada Insya Allah (HR. Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadits hasan)
 Dari Anas, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: “Apabila makan malam telah disediakan, maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat daripada makan malam itu (yang sudah terhidang)”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim).
2. Berbuka dengan beberapa butir kurma yang masih basah (ruthab).
Hal tersebut berdasarkan keterangan Anas bin Malik, “Rasulullah SAW biasa berbuka dengan menyantap beberapa butir ruthab sebelum shalat. Jika tidak ada maka dengan beberapa butir tamar. Dan jika tidak ada dengan meminum beberapa teguk air” (HR. Abu Dawud, Al-Hakim dan Ad-Daruquthni)
3. Berdo’a menjelang berbuka;
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa saat berbuka tidak tertolak” (HR. Ibnu Majah)
4. Makan sahur dan mengakhirkan sahur,
 Dari Anas bin Malik ra: Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda: “Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur itu berkah”. (HR. Al-Bukhary)
 Dari Al-Miqdam bin Ma’di Yaqrib, dari Nabi saw. bersabda: Hendaklah kamu semua makan sahur, karena sahur adalah makanan yang penuh berkah”. (HR. An-Nasa’i).
 Dari Zaid bin Tsabit ia berkata: “Kami bersahur bersama Rasulullah saw. lalu kami bangkit untuk menunaikan shalat (Shubuh )’. Saya berkata: Berapa saat jarak antara keduanya (antara waktu sahur dan waktu Shubuh)? Ia berkata: Selama orang membaca limapuluh ayat” (HR. Al-Bukhary dan Muslim).
 Dari Amru bin Maimun, ia berkata: “Adalah para sahabat Muhammad Saw adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur”. (HR. Al-Baihaqi).
 Telah bersabda Rasulullah SAW: “Apabila salah seorang diantara kamu mendengar adzan dan piring masih di tangannya janganlah diletakkan hendaklah ia menyelesaikan hajatnya (makan/minum sahur) daripadanya”. (HR. Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem).
 Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata: “Shalat telah diiqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra., ia bertanya: Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Ya, lalu ia meminumnya” (HR Ibnu Jarir)
5. Memperbanyak do’a,
Tiga orang yang do’anya tidak ditolak oleh Allah SWT, orang yang berpuasa hingga berbuka, imam yang adil dan orang yang teraniaya” (HR. Tirmidzi)
6. Memperbanyak membaca Al-Qur’an,
 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: “Adalah Rasulullah saw. orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau Al-qur’an dan benar-benar Rasulullah saw lebih dermawan tentang kebajikan (cepat berbuat kebaikan) daripada angin yang dikirim”. (HR Al-Bukhary).
 Rasulullah SAW bersabda, “Puasa dan Al-Qur’an, keduanya akan memberi syafa’at di hari kiamat. Puasa berkata ya Allah aku telah mencegahnya makan dan nafsunya pada siang hari, maka berikanlah syafa’atku padanya. Al-Qur’an berkata, aku telah mencegah tidur dimalam hari, berikanlah syafa’atku kepadanya. Maka diterimalah syafa’at keduanya” (HR. Ahmad)
7. Bagi orang yang dijamu berbuka oleh orang lain, disunatkan untuk mendoakannya,
 Dari Abdullah bin Zubair, ia berkata; Rasulullah SAW berbuka di rumah Saad bin Muadz. Beliau berdo’a; Berbuka dirumah kalian orang-orang yang berpuasa, makanan kalian dimakan oleh orang-orang yang berbakti, dan semoga malaikat membacakan shalawat atas kalian (HR. Ibnu Majah)
F. Hal-hal yang membatalkan puasa
1. Berhubungan suami istri di siang hari, bagi mereka yang melakukan hal ini maka harus menggantinya dengan berpuasa dua bulan berturut-turut tanpa henti atau memberi makan satu fakir miskin selama enam puluh hari atau memberi enam puluh fakir miskin selama sehari.
2. Makan dan minum dengan sengaja sebelum waktu berbuka;
3. Muntah dengan sengaja;
4. Mengeluarkan mani (sperma) secara tidak lazim sebagai akibat pandangan, khayalan, ciuman dan sentuhan;
5. Haid dan nifas, kaum muslimah yang sedang menjalankan puasa kemudian tiba-tiba mengalami haid atau melahirkan, maka wajib hukumnya untuk membatalkan puasanya;
6. Tidak berniat puasa;
7. Murtad.
G. Hal-hal yang diperbolehkan saat berpuasa
1. Memakai celak dan obat tetes mata;
2. Memakai minyak di rambut atau di tubuh;
3. Suntik;
4. Berendam di air pada musim kemarau;
5. Menyuapi makanan untuk anak kecil dengan mulut;
6. Berbekam dan donor darah;
7. Menelan ludah.

G. Hal-hal yang makruh saat berpuasa
1. Mencicipi makanan, dan memakan makanan yang ada di sela-sela gigi;
2. Mengunyah ilk (semacam permen karet);
3. Berlebihan dalam berkumur dan beristinsaq
4. Hukum mencium istri, bersentuhan dan memikirkan masalah seksual bagi orang yang sedang berpuasa;

H. Menqadha’ Puasa
Dalam menqadha’ puasa yang ditinggalkan, lebih afdhalnya dikerjakan dengan segera. Dan dalam mengqada’ puasa tidak harus berturut-turut. Yang berhutang puasa karena tidak mampu puasa, seperti kakek tua atau orang sakit terus-menerus, lalu meninggal dunia, maka cukup dibayarkan fidyahnya dengan memberi makan satu orang miskin setiap hari sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan.
Adapun orang yang punya hutang puasa, dan mampu atau ada kesempatan untuk menqada’nya, lalu meninggal dunia, maka ahli warisnya wajib mengqada’nya. Seperti tersebut dalam sebuah hadist; “Barangsiapa meninggal dunia, dan dia punya hutang puasa, maka wali (ahli waris)-nya wajib berpuasa untuknya” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)

I. Hal-hal yang memperbolehkan tidak berpuasa
Berpuasa adalah merupakan ibadah mahdah, yang tidak dapat digantikan kecuali ada udzur syar’i yang membolehkannya untuk tidak berpuasa, sebagai catatan, dikhawatirkan apabila meneruskan puasanya akan membahayakan dirinya atau orang yang menjadi tanggungannya. Diantara hal-hal yang secara syar’i diperbolehkan untuk tidak berpuasa diantaranya:
1. Sakit yang tidak memungkinkannya untuk berpuasa;
2. Bepergian;
3. Hamil dan menyusui;
4. Haid dan Nifas;
5. Sangat renta;
6. Tidak berpuasa karena dipaksa;
7. Takut mati atau kurang akal;
8. Berperang di jalan Allah;
9. Puasa sunat.

J. Hal-hal yang menghabiskan pahala puasa
Puasa adalah menahan diri, bukan hanya makan dan minum akan tetapi menahan seluruh anggota badan; mata, lisan, telinga, hati, kemaluan, pikiran dan anggota tubuh yang lain dari maksiyat. Maka apabila seseorang yang menjalankan puasa kemudian ia tidak mampu menahan diri dari maksiyat yang ditimbulkan oleh anggota badan tersebut maka nilai puasanya akan berkurang, bahkan bisa jadi seseorang tersebut tidak mendapatkan pahala puasanya selain lapar dan haus.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW; “Barang siapa yang tidak menahan diri dari ucapan dusta dan perbuatan buruk maka sedikitpun Allah tidak sudi menerima puasanya meskipun ia menahan diri dari makan dan minum.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam hadist yang lain, Nabi SAW bersabda: “Puasa bukanlah hanya meninggalkan makan dan minum, akan tetapi yang dimaksud puasa adalah menghindarkan diri dari kata-kata yang tidak berguna dan dusta. Maka jika ada orang yang mencelamu atau usil kepadamu, katakanlah saya sedang berpuasa.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim).

TARHIB RAMADHAN

Tarhib Ramadhan
Di tulis oleh : KH DR ALI AKHMADI MA AL HAFIZH

Bila Bulan Ramadhan sudah dekat, maka kita ummat muslim disunnahkan untuk melakukan persiapan-persiapan lahir bathin agar kelak tujuan daripada pelaksanaan puasa tidak menyimpang dari tujuan yang sesungguhnya. Diantara persiapan yang harus kita lakukan adalah:
1. Meluruskan niat
Mengerjakan sebuah amalan wajib dalam rangka menegakkan dinnullah harus diawali dengan niat yang ikhlas hanya untuk Allah, namun berniat untuk menjalankan ketaatan akan perintah Allah SWT yang jauh dari kesesatan dan menyekutukan Allah, sebagaimana firman-Nya;
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus” (Qs. Al-Bayyinah;5)
Sebelum memasuki bulan Ramadhan menata niat yang lurus adalah menjadi sesuatu yang penting agar memperoleh sebuah persepsi yang benar tentang bulan ini.
Dalam sebuah hadist yang panjang Rasulullah SAW bersabda; Dari Salman ra. Beliau berkata; “Rasulullah saw berkhutbah ditengah-tengah kami pada akhir Sya’ban, Rasulullah bersabda; “Hai manusia, telah menjelang kepada kalian bulan yang sangat mulia, penuh barakah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan dimana Allah SWT telah menjadikan puasa didalamnya sebagai puasa wajib, qiyamul lailnya sunnah, barangsiapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan satu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan amalan wajib tujuh pulau kali pada bulan lainya..”. (HR. Ibnu Huzaimah)
2. Membekali diri dengan pengetahuan yang cukup
Tujuan daripada ibadah di bulan suci Ramadhan adalah meningkatkan kualitas iman dan takwa bagi mereka yang menjalankannya. Oleh sebab itu diperlukan sebuah tatacara yang sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW agar tidak sia-sia ibadahnya. Sebagaimana sabda beliau :
“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan sesuatu apapun dari puasanya kecuali lapar dan haus dan berapa banyak orang yang beribadah di malam hari tidak mendapatkan sesuatu apapun kecuali kantuk” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ilmu pengetahuan memiliki peranan penting dalam hal ini, maka dari itu perlu kiranya membekali diri dengan hal tersebut agar sasaran dari ibadah puasa Ramadhan tercapai.
3. Melakukan persiapan berupa kesehatan dan keuangan
Sebelum bergulirnya musim puasa di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW senantiasa mengajarkan para sahabat-sahabatnya memperbanyak ibadah pra-Ramadhan di bulan Sya’ban. Seperti berpuasa di bulan tersebut sebagai pemanasan diri agar mampu menyesuaikan diri dengan kebiasaan Ramadhan dengan cepat dan diharapkan agar tidak terjadi permasalah fisik yang dapat mengurangi semangat puasa dan nilai ibadah di dalamnya. Demikian halnya dengan masalah keuangan, harus disiapkan jauh hari sebelumnya agar tidak menjadikan alasan untuk tidak fokus dalam berpuasa dan beribadah.
4. Berusaha untuk memahami keutamaan-keutamaannya
a. Bulan kaderisasi takwa
Bulan ini adalah bulan dimana umat Islam yang beriman diuji secara fisik maupun mentalnya untuk dijadikan kader “muttaqien” sebagaimana telah menjadi ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah rasul-Nya.
b. Bulan penuh rahmah
Allah SWT menebarkan rahmat-Nya sepanjang bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist, dari Ubaidah bin Shamit, bahwa ketika Ramadhan tiba beliau bersabda; “Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah SWT memberikan naungan-Nya kepada kalian, Dia menurunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan- kesalahan dan Dia kabulkan do’a. Pada bulan itu Allah akan melihat kalian berlomba melakukan kebaikan. Allah SWT akan membanggakan kalian di depan para malaikat. Maka perlihatkan kebaikan diri kalian kepada-Nya, sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang bulan itu tidak mendapat rahmat Allah SWT (HR. Tabrani)
c. Bulan Maqfirah
Rasulullah SAW bersabda; “Apabila bulan Ramadhan telah datang maka pintu-pintu surga dibuka sementara itu pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu” (HR. Bukhari-Muslim).
Maka jika seorang yang berpuasa dengan hanya mengharap pahala Allah SWT maka dosanya yang telah lampau akan dihapuskan, Sebagaimana sabda Rasulullah;
“Barangsiapa berpuasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah, ia akan diampuni semua dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari-Muslim)
“Sesungguhnya bagi surga itu ada sebuah pintu yang disebut ‘Rayyaan’. Pada hari kiamat dikatakan: Di mana orang yang puasa (untuk masuk Jannah melalui pintu itu)? Jika yang terakhir di antara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu.” (HR. Bukhary-Muslim).
“Barangsiapa puasa Ramadhan karena beriman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang” (HR. Bukhary-Muslim).

d. Bulan dilipatgandakan pahala
Dalam sebuah hadist qudsi Rasulullah SAW bersabda; “Rabbmu berkata; “setiap perbuatan baik (di bulan Ramadhan) dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Puasa untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai dari api neraka, bau mulut orang yang berpuasa disisi Allah SWT lebih wangi dari bau parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu sedang berpuasa, maka hendaklah kamu katakan; “Saya sedang berpuasa” (HR. Tirmidzi).
Betapa luar biasanya bulan Ramadhan, sebab orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan ketika berbuka dan ketika berjumpa Rabbnya.
e. Bulan diturunkan Al-Qur’an dan malam keutamaan
“Nuzulul Qur’an” adalah sebuah peristiwa bersejarah di bulan ini, dimana Allah SWT telah menurunkan wahyu Al-Qur’an untuk pertama kalinya kepada Muhammad SAW.
“Lailatul qadr” adalah malam-malam di bulan Ramadhan yang penuh keutamaan. Malam yang lebih utama daripada seribu bulan. Para malaikat turun ke bumi dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan. Malam kesejahteraan bagi seluruh alam sampai terbit fajar.
f. Bulan jihad
Bulan Ramadhan adalah bulan bersejarah, bulan yang diabadikan dalam al-Qur’an sebagai Yaumul furqan, dimana umat Islam mencatatkan kemenangan mereka pada saat perang Badar. Di bulan ini pula al-Qur’an mencatatnya sebagai “Fathan Mubina”, bulan dimana Rasulullah SAW memimpin umat Islam membuka kota Mekkah.
Sejarah pun telah mencatat akan kesuksesan tentara Islam dibawah pimpinan Tariq bin Ziyad menakhlukkan tentara Mongolia dalam perang “Ain Jalut” pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 H.
5. Menyempatkan diri
Rasulullah SAW mengajari kita untuk menggunakan kesempatan yang lima sebelum datang yang lima sebagaimana disebutkan dalam hadist; “Pergunakan waktu yang lima sebelum datang yang lima, masa mudamu sebelum masa tuamu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum saat matimu”. (HR. Bukhari-Muslim). Maka barangsiapa yang diberi kesempatan untuk melaksanakannya kemudian dia tidak menjalankannya tanpa alasan syar’i maka ia telah menyalahi agama ini.
Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah SAW bersabda: “Tali pegangan Islam dan pondasi agama itu ada tiga, diatas ketiganya itulah Islam didirikan. Barangsiapa meninggalkan satu diantaranya ia adalah orang kafir yang darahnya halal; yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat fardhu dan puasa Ramadhan” (HR. Abu Ya’la dan Dailami)
Apalagi yang kita tunggu, ladang amal telah membentang di hadapan kita. Marilah kita singsingkan lengan baju, bersungguh-sungguh mempersiapkan diri dengan harta dan sepenuh jiwa, menyambut bulan mulia dengan penuh suka cita. Dan marilah kita berdo’a agar kita dapat melaksanakan rangkaian ibadah puasa di tahun ini dan dapat berjumpa kembali dengannya di tahun yang akan datang.

Senin, 02 Agustus 2010

AL-QUR'AN (40 KEUTAMAAN BAGI PEMBACANYA)

Keutamaan al-Qur’an dan pembacanya
1. Menjadi manusia terbaik
عَن عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:خَيْرُ كُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ - رَوَاهُ أًحْمَد وَأَصْحَابُ الْكُتُبِ السِّتَّةِ
Dari Utsman bin ‘Affan RA Rasulullah SAW bersabda : ”Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Ahmad, al Bukhari, Abu Daud, at Tirmidzi, an-Nasai, Ibnu Majah).

2. Memperoleh pahala yang berlipat ganda
عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوْسَى قَالَ : سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ كَعْبٍ الْقُرَظِيَّ قَالَ : سَمِعْتُ} عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا؛لَا أَقُولُ: الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ . -رَوَاهُ التِّرْمَذِيُّ ،وَقَالَ:حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Dari Ayyub Bin Musa berkata: Aku mendengar Muhammad Bin Ka’ab Al Qurazhy berkata: Dari Abdullah bin Mas’ud RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “ Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Quran maka dia mendapat satu kebaikan dan setiap satu kebaikan sepuluh pahalanya, aku tidak berkata alif lam min itu satu huruf tetapi alif satu huruf dan mim satu huruf maka baginya sepuluh kebaikan, ” ( HR. at Tirmidzi, hadizt ini hasan shahih).
3. Memperoleh Kedudukan yang mulia
قَالَ عُمَر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَ : إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ، وَابْنُ مَاجَه.
Dari Umar bin Khaththab RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa golongan dengan sebab al-Qur’an dan menghinakan beberapa golongan lainya dengan sebab al Qur’an ini ” ( HR. Muslim, Ibnu Majah ).
4. Terkabul permohonan tanpa meminta
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِيْ عَنْ مَسْأَلَتِيْ أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِيْنَ رَوَاهُ التِّرْمَذِيُّ ، وَقَالَ: حَسَنٌ غَرِيْبٌ
Dari Abu Said al Khudri, Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang menyibukkan dirinya dengan al-Quran dan berdzikir kepada-Ku daripada memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberikan yang lebih bagus dari apa yang aku berikan kepada orang-orang yang berdo’a “ (HR. at Tirmidzi, dan berkata : hadist ini hasan ).
5. Berbeda dengan orang munafik
عَنْ أَبِيْ مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآن كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيْحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ. رَوَاهُ أًحْمَدُ،وَالْبُخَارِيُّ، وَمُسْلِمٌ، وَأَبُو دَاوُدَ، وَالتِّرْمَذِيُّ، وَالنَّسَائِيُّ، وَابْنُ مَاجَه
Dari Abu Musa al-Asy’ari RA, Rasulullah SAW bersabda : ”Perumpamaan orang mukmin yang suka membaca al-Quran seperti utruj (Lemon) baunya harum serta enak rasanya, perumpamaan orang mukmin yang jarang membaca al-Qur’an seperti kurma, tidak ada baunya tetapi manis rasanya, dan perumpamaan munafik yang suka membaca al-Quran seperti rihanah baunya harum tapi rasanya pahit, sedangkan permisalan orang munafik yang tidak suka membaca al Quran sebagaimana Pare tidak ada baunya dan rasanya pun pahit”. ( HR. as Sab’ah ).
6. Ibarat minyak wangi
عَن أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :… وَمَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْهُ شَيْءٌ أَصَابَكَ مِنْ رِيْحِهِ. وَمَثَلُ جَلِيْسِ السُّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْكِيرِْ إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْ سَوَادِهِ أَصَابَكَ مِنْ دُخَانِهِ.- رَوَاهُ أَبُوْدَاوُدَ
Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda : “…Perumpamaan teman yang baik seperti penjual minyak wangi bila kamu tidak mendapatkan minyak wanginya, maka paling tidak kamu akan terkena bau harumnya, dan perumpamaan teman yang buruk seperti pandai besi, bila kamu tidak mendapatkan hitamnya, maka paling tidak kamu akan terkena asapanya.“ ( HR. Abu Daud ).
7. Mendapat dua pahala
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ.
Dari Aisyah RA, berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang suka membaca al-Quran dan dia mahir dalam membacanya akan bersama rombongan malaikat yang mulia dan orang yang suka membaca al-Qur’an tetapi tersendat-sendat dalam membacanya dan dia tetap membacanya, maka baginya dua pahala“ ( HR. as Sab’ah, kecuali Ahmad ).
8. Cahaya alam semesta
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَوْصِنِيْ: قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ. فَإِنَّهَا رَأْسُ الْأَمْر كُلِّهِ. قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ زِدْنِيْ . قَالَ : عَلَيْكَ بِتِلَاوَة الْقُرْآنِ ، فَإِنَّهُ نُوْرٌلَكَ فِي الْأَرْضِ، وَذُخْرٌ لَّكَ فِي السَّمَاءِ.رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ،وَصَحَّحَهُ فِيْ حَدِيْثٍ طَوِيْلٍ
Dari Abu Dzar al Ghifari RA berkata : “Aku berkata, Wahai Rasulullah berikanlah aku sebuah wasiat, Rasulullah SAW berkata : “Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah karena sesungguhnya takwa itu adalah merupakan inti segala perintah’, aku berkata, : ‘Tambahkanlah kepadaku sebuah wasiat, Rasulullah SAW berkata; ‘Hendaklah kamu membaca al-Qur’an karena sesungguhnya al-Qur’an itu adalah cahaya bagimu di bumi dan cahaya bagimu di langit”. ( HR. Ibnu Hiban).
9. Pemberi syafa’at
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الْقُرْآنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَاحِلٌ مُّصَدَّقٌ , َوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ
Dari Jabir RA dari nabi SAW bersabda: “Al-Quran pemberi syafa’at bagi yang pantas diberi syafa’at, dan menunjukkan kepada kebenaran..” ( HR. Ibnu Hiban).

10. Pembela yang membaca
أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ { اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ- الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ- فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا؛ - رَوَاهُ مُسْلِم
Dari Abu Umamah al Bahili berkata aku mendengar Rasulullah SAW berkata: “Bacalah al-Qur’an sesungguhnya dia akan memberikan syafaat kepada orang yang senantiasa membacanya, bacalah dua bunga, yaitu surat al-Baqarah dan Ali Imran, sesungguhnya keduanya akan datang pada hari kiamat laksana dua awan yang akan menaungi, atau dua naungan atau keduanya seperti dua kelompok burung yang menaunginya”. ( HR. Muslim )
11. Kedua orangtuanya mulia
عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ الْجُهَنِيِّ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَ
Dari Sahal bin Muadz Al-Juhani dari ayahnya bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang membaca al Quran serta mengamalkannya, maka Allah akan memakaikan kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota yang sinarnya lebih bagus dari sinar matahari di dunia, maka bagaimana menurut kalian yang mengamalkannya ? “ ( HR.Abu Dawud ).

12. Orangtuanya memperoleh kemuliaan yang tidak disangka-sangka
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ الأَسْلَمِيِّ ، عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ ، وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ يَقُومُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولانِ : بِمَا كُسِيْنَا ؟ فَيُقَالُ : بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ - رَوَاهُ الْحَاكِمُ
Dari Abdullah Buraidah al-Aslami dari bapaknya RA, Nabi SAW bersabda: ”Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan mempelajarinya (menghafalnya) lalu mengamalkannya dipakaikan hari qiamat sebuah mahkota dari cahaya, cahaya seperti cahaya matahari, kemudian dipakaikan kepada kedua orangtuanya baju kehormatan yang tidak didapati didunia, maka kedua orangtuanya berkata : ‘mengapa kami diberikan kehormatan seperti ini?’ Maka dikatakan, : “karena anak kalian menghafal al-Qur’an”.(HR. Hakim ).

13. Pakaian kebanggaan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَجِيْءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ حَلِّهِ" فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ زِدْهُ" فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ" فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً.- رَوَاهُ التِّرْمَذِيُّ ،وَحَسَّنَهُ،
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersaba : “Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat kemudian berkata, ‘Yaa Rabb, hiasilah dia, maka dipakaikan mahkota kehormatan, kemudiaan al-Qur’an itu berkata, ‘Yaa Rabb tambahkanlah, maka dipakaikan perhiasan kehormatan, kemudian al-Qur’an itu berkata, ‘Yaa Rabb ridhalah kepadanya, maka Allah ridha kepadanya, kemudian dikatakan kepada orang itu, ‘bacalah al-Qur’an dengan lemah-lembut akan ditambahkan setiap ayat sebuah kebaikan” (HR. Tirmidzi)

14. Kedudukan yang tinggi
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا.- رَوَاهُ التِّرْمَذِيّ
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi SAW bersabda: Dikatakan kepada penghafal al-Quran: “Bacalah dengan lemah lembut dan dengan tartil sebagaimana engkau membaca di dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu pada ayat yang terakhir yang engkau baca“. (HR. at Tirmidzi).

15. Mengejar ketinggian
عَبْدِ اللهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ {هَذَا}الْكِتَابَ فَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ{ وَآنَاءَ النَّهَارِ}وَرَجُلٌ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يَتَصَدَّقُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَ{آنَاءَ}النَّهَارِ.- رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abdullah bin Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : Tidak dibenarkan hasad (iri) kecuali kepada dua hal, yaitu seseorang yang dikarunia oleh Allah pengetahuan tentang al-Qur’an lalu dia melaksanakannya setiap siang dan malam, dan seseorang yang dikarunia oleh Allah harta yang banyak lalu di menginfakkannya siang dan malam ( HR. Bukhari dan Muslim ).

16. Berlomba dalam kebaikan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ :رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ.- رَوَاهُ الْبُخَارِيّ
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda; “Tidak ada hasad kecali dua hal, seseorang yang diberikan pemahaman oleh Allah dengan al-Qur’an serta membacanya setiap siang dan malam kemudian tetangganya mendengar bacaannya, lalu dia berkata, ‘seandainya aku diberikan seperti apa yang diberikan kepada fulan maka aku akan mengerjakan seperti orang tersebut, dan seseorang yang diberikan Allah kekayaan kemudian membelanjakannya di jalan yang benar, maka orang yang iri berkata: “Seandainya kekayaan itu diberikan kepadaku maka aku akan melakukannya seperti ia lakukan”. (HR. al-Bukhari).

17. Selamat dari dahsyatnya kiamat
عَنِ ابْنِ عمر رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُما قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلَاثَةٌ لَا يَهُوْلُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ، وَلَا يَنَالُهُمُ الْحِسَابُ، هُمْ عَلَى كَثِيْبٍ مِّن مِّسْكٍ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ حِسَابِ الْخَلَائِقِ: رَجُلٌ قَرَأَ الْقُرْآنَ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ تَعَالَى، وَأَمَّ بِهِ قَوْماً، وَهُمْ رَاضُوْنَ. وَدَاعٍ يَّدْعُوْ إِلَى الصَّلَاةِ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.وَعَبْدٌ أَحْسَنَ بَيْنَهُ، وَبَيْنَ رَبِّهِ، وَ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَوَالِيْهِ.- رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ
Dari Ibnu Umar RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “ Tiga golongan yang tidak takut ketika terjadinya dentuman yang dahsyat, mereka tidak akan merasakan beratnya hari perhitungan, mereka dalam semerbak bau misk (minyak wangi) sehingga selesai hisabnya semua makhluk, yaitu seseorang yang membaca al-Qur’an dengan mengharap ridha Allah dan memimpin kaumnya dengan al-Qur’an dan kaumnya ridha, penyeru (muadzin) yang menyeru kepada shalat yang mencari ridha Allah, dan hamba yang berbuat baik kepada sesamanya kepada Rabbnya serta berbuat baik kepada para pembatunya”. (HR. Tabrani)

18. Pemimpin bagi kaumnya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: بَعَثَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْثًا وَهُمْ ذُو عَدَدٍ فَاسْتَقْرَأَهُمْ فَاسْتَقْرَأَ كُلَّ رَجُلٍ مِنْهُمْ مَا مَعَهُ مِنْ الْقُرْآنِ فَأَتَى عَلَى رَجُلٍ مِنْهُمْ مِنْ أَحْدَثِهِمْ سِنًّا فَقَالَ مَا مَعَكَ يَا فُلَانُ قَالَ مَعِي كَذَا وَكَذَا وَسُورَةُ الْبَقَرَةِ قَالَ أَمَعَكَ سُورَةُ الْبَقَرَةِ فَقَالَ نَعَمْ قَالَ فَاذْهَبْ فَأَنْتَ أَمِيرُهُمْ - رَوَاهُ التِّرْمَذِيُّ، وَاللَّفْظُ لَهُ، وَقَالَ:حَدِيْثٌ حَسَنٌ
Dari Abu Hurairah berkata, ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan untuk memilih pemimpin yang memiliki hafalan al-Qur’an, maka setiap dari mereka membacakan hafalan al-Qur’an yang mereka miliki, kemudian datanglah kepada Rasulullah seseorang yang masih muda usianya, lalu Rasulullah bertanya, “Wahai Fulan apakah engkau memiliki hafalan?’ anak muda itu berkata, ‘ada padaku ini dan itu serta surat al-Baqarah’, Rasulullah bertanya, ‘Apakah ada padamu surat Al-Baqarah?, Ia menjawab, ‘benar’, Rasulullah berkata, ‘pergilah dan engkau menjadi pemimpin mereka,..” ( HR. at-Tirmidzi, dia berkata : hadist ini Hasan).
19. Berbeda dengan kebanyakan manusia
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، أَنّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَقَدِ اسْتَدَرَجَ النُّبُوَّةَ بَيْنَ جَنْبَيْهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يُوحَى إِلَيْهِ ، لاَ يَنْبَغِي لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ أَنْ يَجِدَّ مَعَ جِدٍّ ، وَلا يَجْهَلَ مَعَ جَهْلٍ وَفِي جَوْفِهِ كَلامُ اللهِ تَعَالَى -رَوَاهُ الْحَاكِمُ
Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ashi, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang membaca al-Qur’an maka sesungguhnya dia telah mencapai derajat kenabian di kedua pundaknya meskipun tidak di wahyukan kepadanya. Tidak sepantasnya penghafal al-Qur’an lalai bersama orang-orang yang lalai dan berbuat bodoh bersama orang-orang yang bodoh, sementara itu didalam tenggorokannya terpadat al-Qur’an”. ( HR . Hakim ).
20. Penolong
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ ، يَقُولُ الصِّيَامُ : رَبِّ إِنِّي مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ : مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَيُشَفَّعَانِ. رَوَاهُ أًحْمَدُ
Dari Abdullah ibn Umar RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba, Puasa berkata, ‘Ya Rabb, sesungguhnya aku mencegahnya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka aku memberikan syafa’atku. Al-Qur’an berkata, ‘aku mencegahnya tidur di malam hari, maka berilah syafa’at”. (HR. Ahmad)

21. Dimuliakan ketika hari berbangkit

عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّكُمْ لاَ تَرْجِعُونَ إِلَى اللهِ بِشَيْءٍ أَفْضَلَ مِمَّا خَرَجَ مِنْهُ -يَعْنِي الْقُرْآنَ- ظَهَرَ مِنْهُ.- رَوَاهُ الْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ وَرَوَاهُ أَبُوْدَاوُدَ فِيْ مَرَاسِيْلِهِ.

Dari Abi Dzar al Ghifari RA dari Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kalian Tidak akan kembali di sisi Allah dengan sesuatu yang lebih mulia dari apa yang keluar dari padanya (al-Qur’an )”. (HR. al Hakim, dan Abu Daud ).

22. Diberikan kedudukan yang sangat mulia
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ لِله أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ. قَالُوا: وَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ.-رَوَاهُ النَّسَائِيّ
Dari Anas bin Malik RA berkata Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari golongan manusia.” Kemudian para sahabat bertanya: ”Siapa mereka wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Ahli al-Qur’an adalah keluarga Allah dan yang di istimewakan” ( HR. an-Nasai ).
23. Tidak akan tertimpa bencana

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُما قَالَ:مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ لَمْ{يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لاَ يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئاً } وَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّوَجَلَّ:ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِيْنَ إِلَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا" قَالَ: إِلَّا الَّذِيْنَ قَرَأُوا الْقُرْآنَ.- رَوَاهُ الْحَاكِمُ،وَقَالَ: صَحِيْحُ الْإِسْنَادِ.

Dari Ibnu Abbas RA berkata: ”Barangsiapa yang membaca al-Qur’an tidak akan tertimpa bencana, karena dia tidak mengetahui sedikitpun’, kemudian membaca firman Allah: ‘Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat serendah-rendahnya, kecuali orang – orang beriman…’ QS: (At Tin: 5-6); Ibnu Abbas berkata : “Kecuali orang-orang yang beriman, yaitu orang yang membaca al-Qur’an” (HR. al Hakim ).
24. Dijadikan orang yang paling mulia
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَشْرَافُ أُمَّتِيْ حَمَلَةُ الْقُرْآنِ،وَأَصْحَابُ اللَّيْلِ.- رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ فِيْ شُعَبِ الْإِيْمَانِ، وَابْنُ أَبِي الدُّنْيَا.

Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling mulia di antara umatku adalah Penghafal al-Qur’an dan orang yang beribadah di malam hari” (HR. al Baihaqi Ibnu abi ad Dunya, ).

25. Yakin dalam menjalani kehidupan
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِبْلٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ { وَاعْمَلُوْا بِهِ} وَلَا تَغْلُوا فِيهِ وَلَا تَجْفُوا عَنْهُ وَلَا تَأْكُلُوا بِهِ وَلَا تَسْتَكْثِرُوا بِهِ.رَوَاهُ أًحْمَد

Dari Abdurahman bin Syibl RA bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Bacalah al-Qur’an kemudian amalkanlah, dan jangan berlebihan padanya, jangan memutuskannya, jangan mencari makan dengannya, dan jangan memperkaya diri dengannya”. (HR. Ahmad).
26. Terkabul doanya
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّهُ مَرَّ عَلَى قَاصٍّ يَقْرَأُ ثُمَّ سَأَلَ؛ فَاسْتَرْجَعَ ثُمَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَلْيَسْأَلِ اللهَ بِهِ فَإِنَّهُ سَيَجِيءُ أَقْوَامٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ يَسْأَلُونَ بِهِ النَّاسَ- رَوَاهُ التِّرْمَذِيُّ
Dari Imran bin Husain menceritakan bahwasanya ada seseorang yang membaca al-Qur’an kemudian meminta minta. Maka dia beristirja’, setelah itu dia berkata : “Aku mendengar Rasululah SAW bersabda’ “Barangsiapa yang membaca al-Qur’an maka mintalah kepada Allah dengannya, sesungguhnya akan datang suatu kaum yang membaca al-Qur’an kemudian mengemis dengannya kepada manusia” ( HR. at Tirmidzi ).
27. Dimasukkan dalam golongan Rasulullah SAW
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ.رَوَاهُ الْبُخَارِيّ

Dari Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah SAW: “Bukan termasuk dari kami orang yang tidak melagukan al-Qur’an”. ( HR. al-Bukhari ).
28. Berhati-hati dalam semua tindakannya.
عَنْ {أَبِيْهِ} بُرَيْدَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ يَتَأَكَّلُ بِهِ النَّاسَ، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَوَجْهُهُ عَظْمٌ لَيْسَ عَلَيْهِ لَحْمٌ.- رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ

Dari Buraidah RA dari ayahnya berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca al-Qur’an, serta mencari makan dengannya maka pada hari kiamat akan dibangkitkan dengan wajah tanpa daging” (HR. al Baihaqi).

29. Mendapatkan pahala yang paling utama
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ فِي الصَّلَاةِ أَفْضَلُ مِنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ فِيْ غَيْرِ الصَّلَاةِ وَ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ فِيْ غَيْرِ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ مِنَ التَّكْبِيْرِ وَ التَّسْبِيْحِ وَ التَّسْبِيْحُ أَفْضَلُ مِنَ الصَّدَقَةِ وَ الصَّدَقَةُ أَفْضَلُ مِنَ الصَّوْمِ وَ الصَّوْمُ جُنَّةٌ مِّنَ النَّارِ.رَوَاهُ الدَّار قُطْنِيُّ
Dari Aisyah RA berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “ Membaca al-Qur’an pada waktu sholat lebih utama dari pada membaca diluar sholat, membaca al-Qur’an di luar sholat lebih utama daripada takbir, tasbih, dan tasbih lebih utama dari pada shadaqah, serta shadaqah lebih utama dari pada puasa, puasa menjadi tameng (pelindung) dari api neraka (HR. ad Daruquthni).
30. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
عَنْ {عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَوْسٍ الثَّقْفِيُّ عَنْ جَدِّهِ} أَوْسِ بْنِ أََبِيْ أَوْسٍ الثَّقَفِيِّ مَرْفُوْعًا{قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ}: قِرَاءَةُ الرَّجُلِ الْقُرْآنَ فِيْ غَيْرِ الْمُصْحَفِ أَلْفُ دَرَجَةٍ، وَقِرَاءَتُهُ فِي الْمُصْحَفِ تُضَاعَفُ عَلَى ذَلِكَ إِلَى أَلْفَيْ دَرَجَةٍ.- رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ،وَالْبَيْهَقِيُّ.
Dari Utsman bin Abdullah bin Aus Ats Tsaqafi dari kakeknya Aus bin Abi Aus ats Tsaqafi secara marfu’ berkata, bersabda Rasulullah SAW : ”Seorang yang membaca al-Qur’an tanpa mushaf mendapat pahala seribu kebaikan, sedangkan orang yang membaca al-Qur’an dengan mushaf mendapatkan pahala dilipatkan hingga seribu kebaikan”. ( ath Thabrani, al Baihaqi ).
31. Teratur kehidupannya
عَنْ {عَبْدِ اللهِ}بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوْعاً: اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِيْ كُلِّ شَهْرٍ، اقْرَأْهُ فِيْ عِشْرِيْنَ لَيْلَةً، اقْرَأْهُ فِيْ عَشْرٍ، اقْرَأْهُ فِيْ سَبْعٍ، وَلَا تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ.-رَوَاهُ الشَّيْخَانِ وَأَبُوْدَاوُدَ.
Dari Ibnu Umar secara marfu’: “Hatamkan al-Qur’an setiap bulan, setiap dua puluh hari, sepuluh hari, satu minggu, dan jangan lebih dari itu” ( HR. asy Syaikhani, Abu Daud ).
32. Terhindar dari hal-hal buruk
عَنِ ابْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ : قَالَ : رَسُوْل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اقْرَإِ الْقُرْآنَ مَا نَهَاكَ، فَإِذَا لَمْ يَنْهَكَ فَلَسْتَ تَقْرَأُهُ.رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ فِيْ مُسْنَدِ الْفِرْدَوْسِ
Dari Ibnu Amr RA berkata, bersabda Rasulullah SAW : “Bacalah al-Qur’an, maka al-Qur’an itu mencegahmu ( dari hal yang buruk ) maka apabila tidak mencegahmu (dari hal-hal buruk), berarti engkau tidak membacanya”. ( HR. ad Dailami).
33. Tidak pernah tertimpa kesedihan.
عَنْ {عَبْدِ اللهِ بْنِ} بُرَيْدَةَ {عَنْ أَبِيْهِ} قَالَ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ بِالْحُزْنِ فَإِنَّهُ نَزَلَ بِالْحُزْنِ.- رَوَاهُ أَبُو يَعْلَى والطبراني فِي الأوسط
Dari Buraidlah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku: ”Bacalah al-Qur’an dengan rasa sedih karena al-Qur’an menghilangkan kesedihan”. ( HR. Abu Ya’la, ath-Thabrani).
34. Pemersatu hati.
عَنْ جُنْدَبِ {بْنِ عَبْدِ اللهِ} عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ مَا ائْتَلَفَتْ قُلُوبُكُمْ فَإِذَا اخْتَلَفْتُمْ فِيْهِ فَقُومُوا عَنْهُ. رَوَاهُ أًحْمَد،والشيخان،والنَّسَائِيّ.

Dari Jundab bin Abdullah dari Nabi SAW bersabda : “Bacalah al-Qur'an, maka akan menyatukan hati kalian, jika kalian berselisih padanya maka tinggalkanlah perselisihan itu” ( HR. Ahmad, asy Syaikhani, an Nasai ).
35. Tidak akan pernah merasakan azab
عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اقْرَأُوا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يُعَذِّبُ قَلْباً وَعَى الْقُرْآنَ. رَوَاهُ تَمَّامٌ.
Dari Abu Umamah RA dari Nabi SAW bersabda: “Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab orang yang hatinya dipenuhi al-Qur’an”. ( HR. Tammam).

36. Mendapatkan kekayaan yang abadi
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:{ إِنَّ} الْقُرْآنَ غِنًى لَا فَقْرَ بَعْدَهُ، وَلَا غِنَى دُوْنَهُ. رَوَاهُ أَبُوْيَعْلَى .
Dari Anas RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya al-Qur’an merupakan kekayaan, maka tidak ada kefakiran setelahnya, dan tiada kekayaan setelahnya.” (HR. Abu Ya’la).
37. Memperoleh bidadari yang selalu suci
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْقُرْآنُ أَلْفُ أَلْفِ حَرْفٍ وَسَبْعَةٌ وَّعِشْرُوْنَ أَلْفَ حَرْفٍ فَمَنْ قَرَأَهُ صَابِرًا مُحْتَسِبًا كَانَ لَهُ بِكُلِّ حَرْفٍ زَوْجَةٌ مِّنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ. رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ.
Dari Umar bin Khathab RA berkata, bersabda Rasulullah SAW : ”Al-Qur’an terdiri dari ribuan huruf dan dua puluh tujuh ribu huruf, barangsiapa yang membacanya dengan sabar dan seksama (dengan tadabbur) maka untuknya setiap huruf dari al-Qur’an akan menjadi al hur al ‘iin ( Bidadari ) yang akan menjadi istrinya”. ( HR. Ath Thabrani ).
38. Hidupnya terarah
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الْقُرْآنُ هُوَ النُّوْرُ الْمُبِيْنُ، وَالذِّكْرُ الْحَكِيْمُ، وَالصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيْمُ.- أخرجه البيهقي
Dari Rasulullah SAW bersabda : “Al-Qur’an merupakan cahaya, pengingat, serta jalan yang lurus“. ( HR. al Baihaiqi ).
39. Sehat jasmani dan rohaninya
عَنْ عَلِيٍّ رَضِىَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:الْقُرْآنُ هُوَ الدَّوَاءُ.- رَوَاهُ القُضَاعِيُّ.
Dari Ali RA berkata, bersabda Rasulullah SAW: “ Al-Qur’an adalah obat atau penyembuh” (HR. al Qudlawi didalam Musnad asy Syihab ).
40. Menjadi penghuni surga paling tinggi
عَنْ أَنَسِ{بْنِ مَالِكٍ}رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:أَهْلُ الْقُرْآنِ عُرَفَاءُ أَهْلِ الْجَنَّةِ.- رَوَاهُ الضِّيَاءُ.
Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Ahli al-Qur’an menjadi penghuni surga paling tinggi ”. (HR. ad-Dhiya’ ).