Selasa, 10 Agustus 2010

TARHIB RAMADHAN

Tarhib Ramadhan
Di tulis oleh : KH DR ALI AKHMADI MA AL HAFIZH

Bila Bulan Ramadhan sudah dekat, maka kita ummat muslim disunnahkan untuk melakukan persiapan-persiapan lahir bathin agar kelak tujuan daripada pelaksanaan puasa tidak menyimpang dari tujuan yang sesungguhnya. Diantara persiapan yang harus kita lakukan adalah:
1. Meluruskan niat
Mengerjakan sebuah amalan wajib dalam rangka menegakkan dinnullah harus diawali dengan niat yang ikhlas hanya untuk Allah, namun berniat untuk menjalankan ketaatan akan perintah Allah SWT yang jauh dari kesesatan dan menyekutukan Allah, sebagaimana firman-Nya;
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus” (Qs. Al-Bayyinah;5)
Sebelum memasuki bulan Ramadhan menata niat yang lurus adalah menjadi sesuatu yang penting agar memperoleh sebuah persepsi yang benar tentang bulan ini.
Dalam sebuah hadist yang panjang Rasulullah SAW bersabda; Dari Salman ra. Beliau berkata; “Rasulullah saw berkhutbah ditengah-tengah kami pada akhir Sya’ban, Rasulullah bersabda; “Hai manusia, telah menjelang kepada kalian bulan yang sangat mulia, penuh barakah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan dimana Allah SWT telah menjadikan puasa didalamnya sebagai puasa wajib, qiyamul lailnya sunnah, barangsiapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan satu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan amalan wajib tujuh pulau kali pada bulan lainya..”. (HR. Ibnu Huzaimah)
2. Membekali diri dengan pengetahuan yang cukup
Tujuan daripada ibadah di bulan suci Ramadhan adalah meningkatkan kualitas iman dan takwa bagi mereka yang menjalankannya. Oleh sebab itu diperlukan sebuah tatacara yang sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW agar tidak sia-sia ibadahnya. Sebagaimana sabda beliau :
“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan sesuatu apapun dari puasanya kecuali lapar dan haus dan berapa banyak orang yang beribadah di malam hari tidak mendapatkan sesuatu apapun kecuali kantuk” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ilmu pengetahuan memiliki peranan penting dalam hal ini, maka dari itu perlu kiranya membekali diri dengan hal tersebut agar sasaran dari ibadah puasa Ramadhan tercapai.
3. Melakukan persiapan berupa kesehatan dan keuangan
Sebelum bergulirnya musim puasa di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW senantiasa mengajarkan para sahabat-sahabatnya memperbanyak ibadah pra-Ramadhan di bulan Sya’ban. Seperti berpuasa di bulan tersebut sebagai pemanasan diri agar mampu menyesuaikan diri dengan kebiasaan Ramadhan dengan cepat dan diharapkan agar tidak terjadi permasalah fisik yang dapat mengurangi semangat puasa dan nilai ibadah di dalamnya. Demikian halnya dengan masalah keuangan, harus disiapkan jauh hari sebelumnya agar tidak menjadikan alasan untuk tidak fokus dalam berpuasa dan beribadah.
4. Berusaha untuk memahami keutamaan-keutamaannya
a. Bulan kaderisasi takwa
Bulan ini adalah bulan dimana umat Islam yang beriman diuji secara fisik maupun mentalnya untuk dijadikan kader “muttaqien” sebagaimana telah menjadi ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah rasul-Nya.
b. Bulan penuh rahmah
Allah SWT menebarkan rahmat-Nya sepanjang bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist, dari Ubaidah bin Shamit, bahwa ketika Ramadhan tiba beliau bersabda; “Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah SWT memberikan naungan-Nya kepada kalian, Dia menurunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan- kesalahan dan Dia kabulkan do’a. Pada bulan itu Allah akan melihat kalian berlomba melakukan kebaikan. Allah SWT akan membanggakan kalian di depan para malaikat. Maka perlihatkan kebaikan diri kalian kepada-Nya, sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang bulan itu tidak mendapat rahmat Allah SWT (HR. Tabrani)
c. Bulan Maqfirah
Rasulullah SAW bersabda; “Apabila bulan Ramadhan telah datang maka pintu-pintu surga dibuka sementara itu pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu” (HR. Bukhari-Muslim).
Maka jika seorang yang berpuasa dengan hanya mengharap pahala Allah SWT maka dosanya yang telah lampau akan dihapuskan, Sebagaimana sabda Rasulullah;
“Barangsiapa berpuasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah, ia akan diampuni semua dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari-Muslim)
“Sesungguhnya bagi surga itu ada sebuah pintu yang disebut ‘Rayyaan’. Pada hari kiamat dikatakan: Di mana orang yang puasa (untuk masuk Jannah melalui pintu itu)? Jika yang terakhir di antara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu.” (HR. Bukhary-Muslim).
“Barangsiapa puasa Ramadhan karena beriman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang” (HR. Bukhary-Muslim).

d. Bulan dilipatgandakan pahala
Dalam sebuah hadist qudsi Rasulullah SAW bersabda; “Rabbmu berkata; “setiap perbuatan baik (di bulan Ramadhan) dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Puasa untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai dari api neraka, bau mulut orang yang berpuasa disisi Allah SWT lebih wangi dari bau parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu sedang berpuasa, maka hendaklah kamu katakan; “Saya sedang berpuasa” (HR. Tirmidzi).
Betapa luar biasanya bulan Ramadhan, sebab orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan ketika berbuka dan ketika berjumpa Rabbnya.
e. Bulan diturunkan Al-Qur’an dan malam keutamaan
“Nuzulul Qur’an” adalah sebuah peristiwa bersejarah di bulan ini, dimana Allah SWT telah menurunkan wahyu Al-Qur’an untuk pertama kalinya kepada Muhammad SAW.
“Lailatul qadr” adalah malam-malam di bulan Ramadhan yang penuh keutamaan. Malam yang lebih utama daripada seribu bulan. Para malaikat turun ke bumi dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan. Malam kesejahteraan bagi seluruh alam sampai terbit fajar.
f. Bulan jihad
Bulan Ramadhan adalah bulan bersejarah, bulan yang diabadikan dalam al-Qur’an sebagai Yaumul furqan, dimana umat Islam mencatatkan kemenangan mereka pada saat perang Badar. Di bulan ini pula al-Qur’an mencatatnya sebagai “Fathan Mubina”, bulan dimana Rasulullah SAW memimpin umat Islam membuka kota Mekkah.
Sejarah pun telah mencatat akan kesuksesan tentara Islam dibawah pimpinan Tariq bin Ziyad menakhlukkan tentara Mongolia dalam perang “Ain Jalut” pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 H.
5. Menyempatkan diri
Rasulullah SAW mengajari kita untuk menggunakan kesempatan yang lima sebelum datang yang lima sebagaimana disebutkan dalam hadist; “Pergunakan waktu yang lima sebelum datang yang lima, masa mudamu sebelum masa tuamu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum saat matimu”. (HR. Bukhari-Muslim). Maka barangsiapa yang diberi kesempatan untuk melaksanakannya kemudian dia tidak menjalankannya tanpa alasan syar’i maka ia telah menyalahi agama ini.
Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah SAW bersabda: “Tali pegangan Islam dan pondasi agama itu ada tiga, diatas ketiganya itulah Islam didirikan. Barangsiapa meninggalkan satu diantaranya ia adalah orang kafir yang darahnya halal; yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat fardhu dan puasa Ramadhan” (HR. Abu Ya’la dan Dailami)
Apalagi yang kita tunggu, ladang amal telah membentang di hadapan kita. Marilah kita singsingkan lengan baju, bersungguh-sungguh mempersiapkan diri dengan harta dan sepenuh jiwa, menyambut bulan mulia dengan penuh suka cita. Dan marilah kita berdo’a agar kita dapat melaksanakan rangkaian ibadah puasa di tahun ini dan dapat berjumpa kembali dengannya di tahun yang akan datang.

1 komentar: