Senin, 07 Juni 2010

MENGENAL AL-QUR'AN

Pengertian al-Qur’an
KATA Qur’an pada mulanya diambil dari akar kata qara’a, qira’atan, qur’anan. Misalnya seperti dalam firman Allah SWT : (Al-Qiyamah [75] : 17 - 18),

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya, apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.”
Dalam struktur bahasa Arab kata Qur’an adalah masdar (infinitif) menurut wazan (tasrif, konjugasi, atau pola) “Fu’lan”.
Memang dalam berbagai ayatnya Allah menyebut Kitab Suci Umat Islam ini dengan sebutan Qur’an, misalnya dalam (al-A’raf: 204).

“Dan apabila dibacakan al-Qur’an, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”
Banyak sekali difinisi yang yang dibuat para Ulama, tentu saja berbagai macamnya, tidak ada yang persis sama. Disini hanya akan disampaikan yang paling pas dan sesuai dalam pandangan Manna Khalil al-Qattan (Mabahis Fi Ulumil Quran), yang mana bersumber dari bukunyalah materi ini ditulis.
Yang paling mudah memang mendifinisikan al-Qur’an secara kongkrit, misalnya: “al-Qur’an adalah bismillahir rahmaanir rahim, alhamdulillahi rabbil alamin sampai dengan minal jinnatii wannas.” Namun untuk lebih mendekati maknanya dan agar benar-benar terbedakan dengan yang lainnya, maka para ulama mendifinisikan al-Qur’an dengan :

“Qur’an adalah Kalam (firman) Allah yang diturunkan kepada Muhammad S.A.w. yang membacanya merupakan suatu ibadah”
Dalam difinisi tersebut, “Kalam” atau ‘kata’ merupakan statement yang meliputi segala kalam, namun dengan menghubungkannya kepada “Allah” maka “Kalamullah” menunjuk secara tegas dan spesifik, jadi tidak termasuk kalam (kata) manusia, jin dan malaikat.
Dengan memakai kata “yang diturunkan” maka tidak termasuk Kalam Allah yang sudah khusus menjadi milik-Nya, seperti yang terungkap dalam firman-Nya : (Al-Kahfi [18] : 109)
“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.
atau (Luqman [31] : 27)
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dengan membatasi apa yang diturunkan itu hanya “kepada Muhammad S.A.W. maka tidak termasuk yang diturunkan kepada Nabi-Nabi sebelumnya seperti Taurat, Injil dan yang lainnya. Apalagi kepada orang-orang ‘pasca Muhammad’ yang kehilangan akalnya mengaku mendapat wahyu sebagai utusan Allah.
Dan dengan dikatakan “yang membacanya merupakan suatu ibadah” maka terbedakanlah ketika kita membaca hadits ahad maupun hadits kudsi, sebab membacakan hadits tidaklah sama dengan membaca Qur’an.
Selain disebut dengan Qur’an, Kalamullah ini disebut juga dengan al-Kitab atau Kitab Allah (QS.2:2 dan QS.6:114), al-Furqan yang berarti pembeda antara yang benar dan yang batil (QS.25:i), adz-Dzikr yang berarti peringatan (QS.15:9), dan at-Tanzil yang berarti diturunkan (QS.26:192). Hanya saja penamaan al-Qur’an dan al-Kitab lebih populer dari nama-nama yang lainnya.
Allah SWT dalam berbagai ayatnya juga menyebut al-Qur’an dengan berbagai sifatnya, berikut rinciannya :
Nur (cahaya) (QS An-Nisa’[4]; 174) “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (al-Qur’an).”
Huda (petunjuk), Syifa’(obat), Rahmah (rahmat), dan Mauízah (nasihat) (Qs Yunus [10];57) “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat dari Tuhanmu dan obat bagi penyakitpenyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Mubin (yang menerangkan) (QS al-Maidah [5];15) “Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan”.
Mubarak (yang diberkati) (QS al-An’am [6];92) ”dan ini (al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (al-Qur’an) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.”
Busyra (kabar gembira) (QS al-Baqarah [2];97) “Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”
Aziz (yang mulia) (QS Fussilat [41];41) “Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari al-Qur’an ketika al-Qur’an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan Sesungguhnya al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia.”
Majid (yang dihormati) (QS Al-Buruj [85];21) “bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur’an yang mulia”
Basyir (pembawa kabar gembira), dan Nazir (pembawa peringatan) (QS Fussilat [41];3-4) “kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.”
Bukalah al-Qur’an dan dapati ayat-ayat tersebut diatas renungkan dan resapi Insya Allah kita akan dapati banyak nasehat, obat, penyejuk jiwa, berita gembira, kemuliaan, pengingat dan jutaan kebaikan lainnya. Dan mari kita mulai jalin hubungan yang indah dengan Alquran sebab ia adalah surat dari Tuhan kita untuk kita.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar